androidvodic.com

News, BANJAR - Suara khas mesin gerinda yang sedang digunakan untuk menggerus benda terdengar sayup dari halaman Cagar Budaya Rumah Adat Banjar Teluk Selong Ulu Kecamatan Martapura Barat Kabupaten Banjar, Selasa (13/2/2018) siang.

Ada empat bahkan lima mesin yang terdengar sedang difungsikan di ruang belakang Rumah Adat Banjar di lokasi tersebut.

Baca: Awas Hoax! Ini Klarifikasi Soal Kisah Viral Pria Ditinggal Nikah Usai 10 Tahun Pacaran

Melihat ke dalam, rupanya beberapa orang sedang asyik dengan aktivitasnya membuat biji tasbih dan aksesoris lainnya seperti gelang dan kalung di dalam Rumah Adat Banjar jenis Gajah Baliku tersebut.

Menurut Abu Najib, pengelola usaha kerajinan tasbih dari Buah Pukaha ini, hal tersebut sudah belasan tahun mereka lakoni di tempat tersebut.

Mereka menerima order dari banyak kalangan, baik dari lokal maupun luar daerah untuk membuat tasbih dari Buah Pukaha.

"Bahan dasar untuk membuat biji tasbih ini yaitu Buah Pukaha yang didatangkan dari Negeri Arab, tapi kami beli dari orang sini juga," kata Najib, panggilan akrab lelaki 32 tahun tersebut.

Tasbih pukah atau pukaha ini merupakan salah satu jenis cinderamata yang banyak dijumpai dijual di toko-toko cinderamata yang terdapat di Martapura.

Zaman terus berkembang, pengrajin tasbih ini juga berinovasi dalam menjalankan usahanya.

Pembuatan tasbih tetap jalan, namun kadang ada juga yang order minta buatkan kerajinan tangan dari Buah Pukaha dan kayu-kayu yang ada di Kalimantan.

Najib menceritakan bahwa beberapa waktu terakhir yang ramai order adalah pembuatan tasbih dari bahan kayu Kalimantan.

Baca: Presiden Jokowi dan Menteri Desa Akan Disambut Tari Sawat di Negeri Batu Merah

Kayu ulin, kayu ulin timbul bahkan yang unik dari Kayu Johar yang disebutkan pohonnya dulu adalah Tanaman Datu Sanggul.

Hasilnya pun tentu serupa dengan yang dari Pukaha. Hanya beda hasil bahan, baik dari hasil jadi, fisik dan bahkan aroma.(Banjarmasinpost.co.id/Fadly Setia R/Aya Sugianto)