androidvodic.com

Rafide dan Baharuddin Mengapung Empat Jam di Laut Menggunakan Papan Bekas - News

Laporan Bangka Pos Fery Laskari

News, BANGKA-- Kapalnya hancur diterjang kapal lain saat malam hari, seorang nahkoda dan ABK yakni Rafide (71) dan ABK, Baharudin (45), terombang-ambing selama 4 jam di lautan.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Bangka, Ridwan kepada Bangka Pos, Senin(4/2/2019) menjelaskan seputar kronologis kejadian.

"Hari Minggu 3 Januari 2019 pukul 15.30 WIB, pemilik kapal atau perahu Saudara Rafide (71) dan Baharuddin (45) membawa perahu dari Pelabuhan Perkasa Sungailiat turun melaut mencari ikan.

"Kedua nelayan ini menuju perairan Karang Kering sekitar 3,5 mil dari Sungailiat.

Pada pukul 01.00 WIB, sewaktu lagi lego jangkar sudara Rafide sedang memancing ikan dan Saudara Baharuddin sedang beristirahat.

Tiba tiba kapal atau perahu mereka ditabrak oleh kapal nelayan lainnya yang tidak dikenal," katanya.

Perahu yang digunakan Rafide dan Baharuddin ditabrak persis di bagian tengah, samping kanan, sehingga perahu itu langsung terbalik.

"Pak Rafide dan Pak Baharuddin jatuh ke air, Pak Rafide dan Pak Baharuddin berenang menggapai kembali puing perahu yang sudah terbalik, mencoba untuk berpegangan di perahu selama empat jam menunggu pagi," katanya.

Setelah matahari mulai menampakan diri, keduanya mencoba berenang selama empat jam ke sebuah kapal p;enjangkaran 4 PT Timah, yang berada paling dekat dengan korban.

"Mereka menggunakan kepingan papan sebagai pelampung supaya sampai di kapal penjangkaran tersebut. 

Tapi sebelum sampai ke kapal penjangkaran, berkisar 50 meter ada perahu tempel yang melihat dan langsung memberikan pertolongan pertama dan korban di bawa ke kapal penjangkaran ini," katanya.

Sekitar Pukul 09.00 WIB,  Rafide dan Baharuddin ke daratan, sedangkan kapal penjangkaran 4  PT TImah menggandeng puing perahu korban menuju Pelabuhan Airkantung Sungailiat Bangka.

"Akibat kecelakaan kapal tersebut Pak Rafide mengalami kerugian fibber sebanyak dua buah, accu dua unit, JPS satu unit, solar cell satu unit tenaga surya, peralatan pancing, lampu sorot satu unit, kamar kapal hancur, mesin kapal rusak. Perkiraan kerugian  sekitar Rp 30 juta," kata Ridwan.

Sebagai Ketua HNSI Bangka, Ridwan berharap pelaku tabrak lari bertanggung-jawab terhadap korban.

Perbuatan pelaku dinilai sangat buruk  karena sengaja meninggalkan lokasi kejadian tanpa memberikan pertolongan pertama  kepada korban dan kapal yang ditabrak.

"Makanya kita meminta kepada Sapolair Polres Bangka untuk melacak pelaku tabrak lari tersebut yang tidak mempunyai hati nurani dan tidak berprikemanusaan," kecam Ridwan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat