androidvodic.com

Cerita Orangtua yang 3 Anaknya Jadi Terduga Teroris Bom Medan: Kok Kalian Jadi Begini - News

News, MEDAN - Rudi Suharto (52) merasa sedih sekaligus tak menyangka kedua anaknya dibawa oleh polisi pada Kamis (14/11/2019) malam karena terkait bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan pada Rabu pagi (13/11/2019).

Kesedihannya bertambah karena satu anaknya lagi melarikan diri, juga terkait kasus bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan. 

Baca: Pelaku Bom Bunuh Diri di Medan Diduga Terpapar Radikalisme Dari Guru Ngaji, Ini Respons Maruf Amin

Kepada wartawan, pria yang sehari-hari dipanggil Ucok itu mengungkapkan segala kesedihannya.

Ia bercerita, dirinya sendiri lah yang membawa dua anaknya, yakni Aris (28), Fadli (23), untuk datang ke rumah Kepala Lingkungan (Kepling) Jehadun Bahar (52) pada Kamis malam sekitar pukul 20.30 WIB.

Dia mengajak kedua anaknya karena sebelumnya Kepling mencari informasi soal anak-anaknya kepadanya.

"Saya ajak ke rumah Kepling karena kepling yang cari informasi. Cemana lah kok sampai kek gini kalian," katanya.

Sekitar 20 menit kemudian, polisi datang dan membawa keduanya.

Rudi menyatakan bahwa dirinya sengaja menahan Aris dan Fadli agar tidak lari.

"Memang tak saya kasih lari mereka. Harus kalian tanggung jawab karena walaupun lari kalian pasti akan dicari lagi. Waktu saya bilang gitu (Aris dan Fadli) diam saja," katanya.

Ketika ditanya kenapa dirinya mau membawa kedua anaknya ke rumah Kepling terkait bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, ini kata Rudi.

Rudi bercerita, awalnya sekitar pukul 15.00 WIB, dia melihat siaran televisi yang menyiarkan peristiwa pemboman itu.

Meskipun pandangan matanya kurang jelas dan layar televisinya bergoyang-goyang, dia mengenali wajah pelaku.

"Saya tahu lah orangnya. Kenal di jalan  lah saya. Sering ke sini dia, sekitar tiga bulanan terakhir lah. Dia datangnya siang. Dia dibawa kemungkinan karena satu pengajian lah," katanya.

Saat itu, Andri (25), anak keduanya, sempat pulang ke rumah.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat