androidvodic.com

Ketua MPP PAN Jatim Sugeng Ungkap Alasannya Mundur, Salah Satunya Terkait UU Cipta Kerja - News

News, SURABAYA - Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) Partai Amanat Nasional (PAN) Jatim, Sugeng menyatakan mundur dari partai berlambang matahari bersinar itu.

"Benar. Kami mundur," kata Sugeng kepada SURYA.co.id ketika dikonfirmasi di Surabaya, Senin (12/10/2020).

Menurut Sugeng, alasan utamanya ke luar dari Partai berlambang matahari bersinar ini karena keputusan PAN yang mendukung UU Cipta Kerja.

Sikap PAN dinilai tidak merepresentasikan kemauan pemilih.

"Pertama, masalah UU Omnibus law. Masyarakat di bawah menolak. Namun, kenapa PAN justru mendukung? Apalagi, keputusan ini diambil tanpa konsultasi dengan DPW," kata Sugeng menegaskan.

Kedua, pelaksanaan Musyawarah Wilayah (Muswil) yang mundur dari jadwal. Seharusnya, Muswil dilaksanakan awal Agustus.

Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) Partai Amanat Nasional (PAN) Jatim, Sugeng (tengah) mundur.
Ketua Majelis Pertimbangan Partai (MPP) Partai Amanat Nasional (PAN) Jatim, Sugeng (tengah) mundur. (Surya.co.id/Bobby Constantine Koloway)

Mengingat, masa jabatan pengurus DPW PAN Jatim yang sudah habis sejak awal Agustus lalu.

"Kami juga mempermasalahkan Muswil. Pengurus saat ini, termasuk kami, masa jabatannya habis Agustus lalu," katanya.

"Namun, Muswil belum juga dilakukan hingga saat ini. Sudah ada Pra Muswil yang kemudian membuka penjaringan untuk tim formatur yang diikuti 38 orang pendaftar," katanya.

Para kandidat Ketua DPW PAN Jatim juga sudah mulai 'berkampanye' jelang Muswil.

"Sudah ada kampanye calon, namun Muswil akhirnya diundur entah sampai kapan. Dari situ, ada AD/ART yang tak dijalankan," katanya.

Baca juga: 10 Pelajar yang Sempat Diamankan Saat Unjuk Rasa Tolak UU Cipta Kerja di Bone Dipulangkan

Alasan ketiga, sikap Zulkifli Hasan sebagai Ketua Umum PAN yang belum bisa mengonsolidasikan internal PAN pasca Kongres.

"Belum adanya konsolidasi," katanya.

"Para lawan (di Kongres) digeser, tidak menempati posisi penting. Ini menunjukkan internal PAN kurang kondusif, kurang sehat. Katanya dirangkul, tapi kenyataannya belum tuntas," terangnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat