androidvodic.com

Kebakaran 17,5 Ha Lahan di Taman Nasional Rawa Aopa Sultra Diduga Disengaja - News

TRIBUNNEW.COM, KENDARI - Sekitar 17,5 hektare (ha) lahan di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) tepatnya di perbatasan Bombana dan Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), terbakar, Senin (25/1/2021) hingga Minggu (31/1/2021).

Kepala Balai TNRAW Ali Bahri menyebut, lokasi yang dilahap si jago merah itu di Padang Savana Kecamatan Lantari Jaya, Kabupaten Bombana.

Lalu merembet ke Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konsel dengan total seluas 12 hektare.

Kobaran api mulai menghanguskan hamparan savana di Bombana, mulai 25 Januari lalu.

"Api terus merembet hingga ke wilayah Kecamatan Tinanggea, Kabupaten Konsel sampai selama tiga hari berturut-turut," ujar Ali Bahri, melalui telepon, Minggu (31/1/2021).

Ali melanjutkan, api tersebut baru bisa dipadamkan, Rabu, (27/1/2021) pukul 03.00 wita.

Kebakaran hutan kembali terjadi di Kabupaten Konsel, Sabtu (29/1/2021).

Kobaran api cepat diatasi oleh Brigade Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (Brigdalkarhut) Balai TNRAW dalam waktu 2 jam.

Lahan di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) terbakar. Kebakaran terjadi di perbatasan Bombana dan Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (25/1/2021) hingga Minggu (31/1/2021).
Lahan di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) terbakar. Kebakaran terjadi di perbatasan Bombana dan Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (25/1/2021) hingga Minggu (31/1/2021). (Handover)

Namun, amukan si jago merah menghanguskan 4,5 hektar hutan taman nasional yang memiliki total luas 1.050 hektare tersebut.

Tak sampai di situ, titik api kembali muncul dan membakar hutan seluas 1 hektare di Kabupaten Bombana, Sabtu (31/1/2021).

Tapi, tim pemadaman kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Manggala Agni Daerah Operasi (Daops) Sultra Wilayah III Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bergerak cepat memadamkan api.

Ali Bahri mengaku, lahan yang terbakar hingga luasan mencapai 12 hektare selama tiga hari itu terlambat dipadamkan akibat terkendala medan yang sulit.

Sebab, armada mobil pemadam kebakaran yang dimiliki, harus melewati lahan gambut karakteristik tanah berlumpur sejauh 2 kilometer ke titik api.

Baca juga: Foto-foto Terbaru Jalur Awan Panas, Vegetasi Lereng Merapi Terbakar

"Permukaan tanah itu basah, sehingga mobil itu tertanam tidak bisa masuk. Lalu di Savana itu angin cukup kencang sehingga (api) cepat membesar," jelas Ali Bahri.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat