androidvodic.com

Sandi: Pariwisata Bali Jangan Terlalu Fokus ke Wisatawan Nusantara, Bisa Makan Waktu Lama - News

News, MANGUPURA - Tingkat kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) ke Bali selama periode libur Natal dan Tahun Baru meningkat.

Peningkatan angka kunjungan diikuti dengan peningkatan masa tinggal atau length of stay serta kualitas belanja wisnus pun bertambah.

"Wisatawan nusantara kami pantau dari segi lama tinggalnya meningkat dari biasanya 3 sampai 4 hari ke angka 5 sampai 7 hari saat Nataru kemarin. Kedua, ada berita baik, semakin banyak rojali (rombongan jadi beli) di sini," ujar Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, di sentra UMKM Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Sabtu (15/1).

Jadi makin banyak kualitas dari belanja wisatawan nusantara. Sandi mengaku belum mendapatkan angkanya, tapi prediksinya peningkatan terjadi 20 sampai 30 persen.

Kuartal ketiga hingga keempat, kedatangan domestik melalui Bandara meningkat 341 persen quarter to quarter atau dari Oktober, November ke Desember 7.600 untuk Oktober, 9.300 untuk November dan Desember tembus 11.400.

Total average-nya mendekati 9.500. Berarti ini peningkatan signifikan awal kebangkitan kita.

Lapangan kerja akan terbuka dan di sinilah keberpihakan pemerintah untuk hadir demi kebangkitan Bali kembali.

Sehingga tantangan kita adalah bagaimana wisatawan nusantara bisa menjadi replacement dari kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali.

"Ada USD 11 miliar per tahun yang dibelanjakan oleh wisatawan Indonesia berwisata di luar negeri dari total 11 juta orang. Kita melaunching program DiIndonesiaAja tapi butuh kerjasama dengan seluruh ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif baik di Bali maupun Kepri," imbuh Sandi.

Menurut Sandi, sedang dirumuskan bagaimana kualitas wisatawan nusantara semakin baik, bagaimana mereka juga nyaman dan bisa berwisata dengan Covid-19 yang terkendali.

Harapannya, ekosistem Parekraf di Bali juga mengarahkan program-programnya ke wisatawan nusantara.

"Karena kalau kita sibuk dengan wisatawan mancanegara akan makan waktu lama. Kini saatnya untuk ke wisatawan nusantara mungkin room rate-nya bisa lebih terjangkau, mungkin average money-nya lebih rendah, tapi kita akan dapatkan kepastian karena mereka tetap memilih Bali daripada mereka berlibur ke Turki," kata Sandi.

Mengenai belum adanya penerbangan internasional langsung ke Bali hingga sekarang, terdapat beberapa penyebab yang mengakibatkan hal tersebut yakni minimnya jumlah penerbangan ke Bali, jumlah negara yang masuk ke pre-approve base, karantina dan visa serta jaminan.

Seluruh penyebab utama itu pihaknya sudah menyusun dan membuat tim khusus untuk menyiapkan bagaimana kita bisa menyikapi Bali yang sudah siap untuk menerima wisatawan mancanegara.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat