androidvodic.com

Dispertan Kota Semarang Kembangkan Produk Pertanian Unggulan - News

News, SEMARANG - Saat pandemi Covid-19, fenomena urban farming kian meningkat. Hal ini menjadi keberuntungan tersendiri bagi dunia pertanian.

Dinas Pertanian Kota Semarang pun berupaya agar fenomena pengembangan pertanian perkotaan semakin diminati masyarakat secara terus menerus.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur hadir di Studio Tribun Jateng dalam acara Tribun Topic bertema Masa Depan Bangsa Ada di Ketahanan Pangan.

Berikut petikan wawancaranya.

Bagaimana pendapat Anda mengenai fenomena meningkatnya minat masyarakat terhadap tanaman?

Dispertan ambil hikmah adanya pandemi karena banyak masyarakat mulai senang berkebun. Sejak dulu hasil tanaman di Indonesia ini disukai orang luar negeri.

Selama pandemi ini, Dispertan berupaya agar bagaimana pertanian ini jadi profesi baru bagi masyarakat perkotaan. Ini untuk menarik anak-anak muda. Kalau boleh jujur, petani di Semarang ada 40 ribu. Petani yang usia di bawah 50 tahun sangat sedikit. Mereka 90 persen di atas 50 tahun.

Tapi, kita harus sadar bahwa persoalan makanan menjadi hal penting. Ini harus kami dorong dan edukasi masyarakat bahwa kebutuhan pangan menjadi hal penting. Kita butuh makanan sehat. Ini bisa dihasilkan dari budidaya yang sehat. Kalau bisa tanam sendiri, pasti kurangi pestisida.

Kedua, bagaimana membangun food urban sistem. Ini sebuah paradigma bagaimana mengelola makanan dengan baik. Pasca budidaya, ada pengolahan dan pemanfataannya. Bagaimana mengolah seluruhnya tanpa harus membuang.

Bagaimana dengan urban farming?

Kami punya urban farming corner di belakang Taman Indonesia Kaya. Di sana, teman-teman bisa berkonsultasi. Misal, punya tanaman mangga di rumah tidak bisa berbuah, kami layani. Kalau perlu kami datangi. Kami punya program home visit. Masih gratis. Bisa juga titip produk, ada scan barcode dan sebagainya.

Upaya fenomena suka menanam biar langgeng?

Kami sudah berpikir ke arah sana. Kami punya regulasi. Pak Wali mengeluarkan Perwal Nomor 24 tentang pembudayaan urban farming. Masyarakat diajak bergerak urban farming.

Kami juga mengintegrasikan program pemerintah yang ada. Misalnya, kampung siaga candi hebat. Ada rumah singgah atau rumah isolasi mandiri. Mesti membutuhkan tempat menampung makanan. Lumbung pangan harus ada. Kami masuk di sana menyediakan beberapa sayuran dan buah-buahan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat