androidvodic.com

Mahasiswa Longmarch ke DPRD Bali dan Kantor Gubernur, Minta Turunkan Harga BBM dan Sembako - News

News, DENPASAR– Sejumlah elemen organisasi mahasiswa yang tergabung dalam Kelompok Cipayung Plus se-Bali menggelar aksi demonstrasi di depan Kantor Gubernur Bali, Renon, Denpasar, Rabu (13/4).

Mereka yang terdiri dari HMI Cabang Singaraja, DPC GMNI Denpasar, PC PMII Denpasar, PD KMHDI Bali, Komda ll PP PMKRI, PC KMDHI Denpasar, PC KMHDI Buleleng, DPC PMKRI Denpasar, BPC GMKI Denpasar mengawali aksinya dari depan Lapangan Parkir Monumen Bajra Sandi.

Di depan monumen tersebut, mereka berorasi sembari membentangkan berbagai spanduk dan poster.

Mereka mendesak Presiden Joko Widodo mempertegas pelaksanaan Pemilu 2024 dan penolakan perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode, sama seperti aksi sebelumnya, Senin (11/4).

Mereka juga mendesak pemerintah menurunkan harga minyak goreng dan mengatasi kelangkaan BBM yang masih terjadi sampai saat ini.

Berbagai spanduk dan poster tersebut bertuliskan,"BBM Labil Ekonomi Tidak Stabil, Usut Tuntas Mafia Kartel," dan "Turunkan Harga BBM dan Minyak Goreng,". Selain itu, ada juga poster dengan kata-kata kocak dan lucu,"Cekik Aja Mantanku Pak, Rakyat Jangan," serta "Cukup Mahar Dia Saja yang Mahal Sayang, BBM Jangan,".

Sekitar 50-an mahasiswa tersebut kemudian longmarch sembari berorasi menuju depan Gedung DPRD Bali, yang terletak di sebelah barat Kantor Gubernur Bali. Ketika di depan Gedung DPRD Bali, mereka mencoba masuk ke dalam ingin bertemu para anggota dewan.

Tetapi, mereka dihalangi oleh puluhan petugas keamanan adat, yakni pecalang.

Hal ini pun sempat membuat para mahasiswa kesal, menurut mereka tindakan ini merupakan bagian dari pembenturan gerakan mahasiswa dengan simbol desa adat di Bali.

"Kami tahu strategi kalian. Jangan benturkan kami dengan desa adat," seru Korlap Aksi Arya Gangga dari KMHDI Bali.

Bahkan, mereka sempat bersitegang dengan polisi dengan meminta agar para pecalang dari barisan pengamanan aksi.

"Kami juga masyarakat Bali, para pecalang adalah orangtua kami. Jangan benturkan kami dengan orangtua kami," lanjut Arya Gangga.

Tidak bisa masuk ke dalam Gedung Dewan, para mahasiswa kemudian melanjutkan longmarch-nya ke Kantor Gubernur Bali.

Di sana mereka kembali berorasi yang intinya meminta pemerintah menurunkan harga-harga barang pokok dan BBM yang menurut mereka sudah membuat resah masyarakat.

"Kami, merasa dan melihat dan kami punya kajian terkait dengan BBM. Pertama pertamax naik dan kedua pertalite langka. Dan, kami rasa itu adalah beban dan keresahan masyarakat," kata dia.

Namun, dengan adanya aksi damai itu dia berharap Gubernur Bali Wayan Koster mendengar dan membawa aspirasi mereka ke pemerintah pusat. Namun, bila tuntutan mereka tidak didengar akan ada aksi yang lebih besar lagi.

"Kalau Gubernur tidak mau, saya yakin teman-teman mahasiswa lain akan 10 kali lipat dari hari ini," ujarnya. (gil/riz)

Baca juga: Kepala Sekolah Injak Bahu Siswa SMAN 3 Amlapura

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat