androidvodic.com

Raup Rp 5 Miliar dari Berjualan Data Perbankan dan Data Pribadi Milik 260 Ribu Warga dari 70 Negara - News

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Luhur Pambudi

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Tim Cyber Crime Polda Jatim berhasil mengamankan 4 dari enam hacker anggota sindikat pembuatan dan penyebaran website palsu situs Paypal untuk mendapatkan data perbankan dan data pribadi milik orang dari 260.000 data warga dari 70 negara.

Para tersangka yang diamankan itu, KEP, sebagai pemimpin kelompok lalu anggotanya berinisial  PRS, yang sama-sama berasal dari Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Lalu ada RKY dari Makassar, dan TMS dari Yogyakarta.

Mereka semua berasal dari Sumatera Selatan.

Tiga tersangka lainnya berinisial BY, HGK, dan FR, yang merupakan anggota Umbrella Corp, telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO).

Sindikat yang mengatasnamakan kelompok mereka sebagai 'Umbrella Corp' itu, telah melakukan penyebaran scampage melalui email dan SMS kontak warga di puluhan negara tersebut, sejak 2018 sampai dengan Agustus 2022.

Selama kurun waktu tersebut, para tersangka berhasil mendapatkan sekitar 260.000 data milik warga yang berasal dari kurang lebih 70 negara.

Baca juga: Mengenal Apa Itu PayPal, Inilah Keuntungan dan Cara Pakainya untuk Bertransaksi Secara Online

Para pelaku memperoleh keuntungan dari menjual ratusan ribu data pribadi ke website penjualan data ilegal, dengan akumulasi keuntungan Rp 5 miliar.

Website penjualan data secara illegal yang menjadi tujuan dari para tersangka, yaitu 1) website https://trytobuy.me/;
2) website https://yale.cm/. Harga jualnya USD $8 - $10 untuk setiap satu data.

Adapun hasil penjualan data tersebut akan ditransfer oleh website tersebut ke wallet kripto salah satu tersangka, dalam bentuk mata uang kripto Bitcoin.

Selanjutnya tersangka KEP mencairkan Bitcoin tersebut melalui layanan exchanger mata uang kripto yang ada di Indonesia agar dapat ditarik ke rekening bank milik tersangka.

Atas keberhasilan tersebut, FBI, Australia Federal Police, dan Konjen AS Berikan apresiasi atas keberhasilan pengungkapan kasus tersebut kepada Tim Siber Polda Jatim.

Wakapolda Jatim Brigjen Pol Slamet Hadi Supraptoyo mengatakan, ratusan ribu data pribadi yang dicuri oleh sindikat tersebut melalui modus website pembayaran palsu itu, paling banyak terjadi di lima negara.

Di antaranya, warga negara Amerika kurang lebih 239.000 data; warga negara Inggris kurang lebih 12.000 data;
warga negara Rumania kurang lebih 5.000 data.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat