androidvodic.com

Dua Gadis Aceh Jadi Korban Perdagangan Manusia di Malaysia, Diperkerjakan di Rumah Bordil - News

Laporan Wartawan Serambi Indonesia  Indra Wijaya 

News, BANDA ACEH - Dua gadis Aceh yang berasal dari Pidie berumur 19 tahun dan Aceh Tamiang berumur 24 tahun, menjadi korban human trafficking atau perdagangan manusia oleh oknum di Malaysia.

Tergiur janji mendapatkan pekerjaan dengan gaji menggiurkan oleh pelaku yang merupakan warga Pidie, dua orang gadis berusia 19 tahun dan 24 tahun justru menjadi korban perdagangan manusia.

Setibanya di Malaysia, dokumen mereka ditahan oleh agen (mucikari) dan kedua gadis muda itu lantas dijual ke rumah bordil.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Besar, Iskandar Ali mengatakan, keberadaan dua gadis Aceh yang menjadi korban human trafficking diketahui saat dirinya sedang berkunjung ke Malaysia beberapa hari lalu.

Ia ke Malaysia bersama dengan Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRK Aceh Besar, Dr Yusran, MA dan sejumlah anggota yakni Abdul Mucthi, AMd, Muhsinir Marzuki, SSos, MSi, dan Rahmat Aulia, SPdI adalah untuk menjemput warqa Aceh yang mengalami stroke sudah berbulan-bulan di negeri jiran.

Baca juga: Rekayasa Pencurian, Ibu Rumah Tangga di Aceh Singkil Ternyata Gelapkan Uang Arisan untuk Bayar Utang

"Jadi kita bertemu dengan mereka (korban human trafficking), dan mereka mengaku dijual ke tempat prostitusi atau dunia malam oleh warga Aceh sendiri," kata Iskandar kepada Serambinews.com, Kamis (12/1/2023).

Kondisi itu, menurut Iskandar, sangatlah miris karena warga Aceh jadi ‘budak seks’ di negeri orang.

Ia berharap unsur stakeholder di Aceh untuk turut serta menjaga agar anak Aceh tidak menjadi korban perdagangan manusia, baik itu dipekerjakan di sektor formal maupun informal.

“Terlebih, kebanyakan korban human trafficking di Malaysia itu dijual justru oleh orang Aceh sendiri,” tukasnya.

“Mereka bekerja sama dengan agen-agen di luar Aceh, seperti Medan dan sebagainya,” urai dia.

"Jadi jangan cepat-cepat menerima jika ada tawaran mengadu nasib di luar negeri," imbau Iskandar Ali.

Iskandar mengaku sempat melakukan wawancara langsung dengan kedua gadis korban human trafficking yang ia temui di Malaysia.

Mereka mengaku, telah ditipu oleh orang yang menawarkan pekerjaan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat