androidvodic.com

Wali Kota Semarang Apresiasi Pengembangan Inovasi Teknologi di Urban Farming Sekolah Nusaputera - News

News - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengungkapkan rasa bangga kepada anak-anak muda yang memiliki ide brilian dan inovasi di bidang pertanian. Hal ini disampaikan Mbak Ita, sapaan akrab wali kota usai melakukan Kick Off Urban Farming di Sekolah Nusaputera, Jalan Karang Anyar No 574, Gabahan, Semarang Tengah, Rabu (25/10).

"Saya mengapresiasi sekolah Nusaputera yang bisa memfasilitasi siswa untuk menelurkan ide brilian dan inovasinya di bidang teknologi pertanian," ujar perempuan yang akrab disapa Mbak Ita tersebut.

“Saya mengapresiasi (Sekolah Nasional Nusaputra) sangat luar biasa, karena bisa memfasilitasi siswa untuk menelurkan ide brilian dan inovasinya di bidang teknologi pertanian. Di sini juga menunjukkan bagaimana anak muda memiliki karakter yang sangat luar biasa. Anak-anak ini kan dari berbagai suku dan agama tetapi mereka menjadi satu. Dan kegiatannya sangat luar biasa, pertama dari urban farming yang sangat modern,” tambahnya.

Baca juga: Masuk Ranah Pidana, Mbak Ita Ingatkan Masyarakat Untuk Tidak Membakar Ilalang atau Sampah

Salah satu inovasi yang dikembangkan oleh anak-anak muda tersebut adalah Apenta Phoenix. Apenta Phoenix merupakan pengatur suhu di dalam green house yang berisi tanaman selada, dan melon yang ditanam dengan sistem hidroponik.

Teknologi ini mampu mengindikasi apabila suhu di dalam green house lebih dari 37 derajat Celcius, maka secara otomatis akan menyemprotkan air dan menyiram tanaman.

"Ini urban farming yang begitu modern. Tadi ada hidroponik yang menggunakan teknologi Apenta Phoenix, yang jika suhu dalam ruangan panas akan ada sprayernya," katanya.

Mbak Ita juga menjelaskan ada teknologi sensor tanah juga yang dikembangkan di sekolah Nusaputera.

Baca juga: Meski Kemarau, Persoalan Banjir di Dinar & Grand Permata Tembalang Tetap Jadi Perhatian Mbak Ita

"Sensor tanah ini bisa melihat pH atau unsur masam tanah. Secara otomatis sensor akan mengecek tanah kering, kemudian jika tanah kering maka air akan mengalir ke tanah melalui pipa-pipa," jelasnya.

Sekolah ini juga mengembangkan melon hidroponik yang dipadukan dengan sistem digital berupa QRCode untuk membantu mengenalkan pengetahuan tanaman.

"Anak-anak diajari dari hulu ke hilir, mereka diajari menanam hingga mengolah makanan. Bahkan mereka menjual produk olahannya dengan beragam bahasa, ada bahasa Jawa, China, Bahasa Inggris," imbuhnya.

Tak sampai di situ, pemanfaatan teknologi juga terlihat dari adanya aplikasi MyNusaputera. Penjualan hasil olahan dan pesan antar dapat diproses melalui aplikasi tersebut. Menariknya, transaksi sudah menggunakan sistem cashless dengan QRIS.

Baca juga: Hadiri Peringatan Santri, Mbak Ita Dorong Pemberdayaan SDM Unggul yang Bermoral

"Luar biasa penggunaan teknologi di sini. Jika dikembangkan lagi, ini bisa jadi laboratorium hidup dan percontohan sekolah lain. Bahkan bukan hanya anak-anak saja tapi kelompok tani, kelompok wanita tani, dan petani milenial bisa belajar di sini," terangnya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Perguruan Nusaputera Ridwan Sanjaya mengatakan, sekolah Nusaputera memiliki jenjang pendidikan dari play group hingga sekolah tinggi. Menurutnya, pengembangan teknologi di lingkungan sekolah dapat dioptimalkan berkat kolaborasi dengan berbagai pihak. Salah satunya, kolaborasi dengan PT Dunia Bayar Indonesia, yakni perusahaan software yang menghasilkan aplikasi My Nusaputera.

"Kita juga punya sekolah menengah kejuruan yang ada bidangnya teknologi. Sehingga teknologi-teknologi yang diceritakan Bu Ita, merupakan pengembangan yang dilakukan SMK Nusaputera," katanya.

"Kami mengajarkan dari sisi kewirausahaan agar berkembang, tapi juga dari sisi literasi. Literasi terkait urban farming, literasi terkait digital, termasuk keuangan digital. Sehingga anak-anak sudah mendapatkan pengetahuan itu sejak dari playgroup, TK, SD, SMP, SMA dan sekolah tinggi," imbuhnya.(*)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat