androidvodic.com

PROFIL & Rekam Jejak Arya Wedakarna, Senator Bali yang Dinilai Rendahkan Jilbab, Pernah Tolak UAS - News

News, JAKARTA - Siapa sebenarnya Senator Bali, Arya Wedakarna yang tiba-tiba menjadi pusat perhatian setelah unggahan video marah-marahnya viral di lini masa media sosial.

Arya, dalam video itu, terlihat kepala Kanwil Bea Cukai Bali Nusa Tenggara, kepala Bea Cukai Bandara I Gusti Ngurah Rai, dan pengelola bandara.

Namun bukan itu yang kemudian menjadi kontroversi, melainkan ucapan Arya yang menyinggung jilbab atau hijab yang dikenakan oleh Muslimah menjadi sorotan utama.

Dalam pernyataannya yang bernada keras, Arya meminta agar wanita berhijab tidak ditaruh di posisi penyambut tamu atau frontliner Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.

Arya Wedakarna kemudian juga dianggap mendiskreditkan hijab dengan menyebutnya sebagai penutup tidak jelas.

"Saya nggak mau yang frontline-frontline itu, saya mau gadis Bali kayak kamu, rambutnya kelihatan, terbuka. Jangan kasih yang penutup-penutup nggak jelas. This is not Middle East. Enak aja di Bali. Pakai bunga kek, apa kek, pakai bije di sini. Kalau bisa, sebelum tugas, suruh sembahyang di pure, bije pake," kata Arya sebagaimana dalam video yang beredar.

Pernah jadi model

Ternyata sebelum terjun ke dunia politik, Anggota DPD RI itu merupakan seorang selebriti. Arya Wedakarna pernah tergabung dalam grup vokal FBI bersama Indra Bekti dan Roy Jordy.

Selain itu, di dunia hiburan era 1990an Arya pernah terjun di dunia modeling dan menjadi cover boy majalah Aneka.

Pria kelahiran 23 Agustus 1980 itu sempat menjadi anggota DPD Bali dengan perolehan suara sebesar 178.934 suara pada tahun 2014-2019.

Selain itu, Arya juga dinobatkan sebagai Doktor Ilmu Pemerintahan Termuda di Indonesia saat berusia 27 tahun.

Ia juga meraih predikat Rektor Universitas Termuda di Indonesia saat berusia 28 tahun oleh Museum Rekor Indonesia (MURI).

Namun bukan kali ini saja Arya pernah bersinggungan dengan isu SARA. Pada 7 Agustus 2014, melalui akun facebooknya, Arya Wedakarna, menulis status yang menyatakan penolakannya terhadap perbankan syariah di Bali.

Pun dia dituduh sebagai provokator penolakan Ustad Abdul Somad yang akan melakukan dakwah di Bali pada bulan Desember 2017.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat