androidvodic.com

Sambil Menahan Tangis, Butet Kisahkan Tentang Melodi Djaduk dari Puncak Gunung di Afrika Selatan - News

News, BANTUL - Kakak mendiang Djaduk Ferianto, Butet Kartaredjasa mengenang sosok adiknya sebagai orang yang pekerja keras dan disiplin dalam banyak hal.

Terlebih dalam berkarya, Butet menilai Djaduk selalu fokus mencurahkan energi dan konsentrasinya agar mencapai hasil yang perfect.

Selain Ngayogjazz, Djaduk sejatinya akan melangsungkan pentas bersama Teater Gandrik Desember mendatang.

Butet juga menyebut, Djaduk tengah menyiapkan musik untuk tampil di Afrika Selatan Maret tahun depan.

Soal musik ini, Butet menuturkan, ia dan Djaduk telah berkunjung ke Afrika Selatan September lalu.

Baca: Suasana di Rumah Duka Sebelum Djaduk Ferianto Dimakamkan

Baca: Sang Adik Meninggal Saat Siapkan 3 Pagelaran, Butet Kartaredjasa: Djaduk Melebihi Dosisnya

Baca: Kenangan Happy Salma Tentang Djaduk Feriyanto, Ingat Kebiasaannya Menggoda di Panggung

Sebelum Pemakaman, Misa Digelar untuk Doakan Mendiang Djaduk Ferianto
Sebelum Pemakaman, Misa Digelar untuk Doakan Mendiang Djaduk Ferianto (TRIBUNJOGJA.COM / Amalia Nurul)

Ia datang untuk menyiapkan kolaborasinya bersama para musisi di sana.

Djaduk pun mencari inspirasi melodi yang akan ia garap untuk kolaborasi tersebut di puncak gunung yakni Table Mountain yang terletak di Cape Town, Afrika Selatan.

"Akhir bulan September kemarin saya bersama Djaduk ke South Africa. Semestinya akan tampil di Cape Town Jazz bulan Maret akhir nanti. Djaduk akan berkolaborasi dengan vokalis dan pemusik perkusi dari Johannesburg dan dari Cape Town. Ini sudah kami persiapkan," ungkap Butet pada awak media saat ditemui di rumah duka, Rabu (13/11/2019).

Saat itu juga, kata Butet, Djaduk menemukan melodi yang dicari.

Djaduk Ferianto dan kaka kandungnya Butet Kartaredjasa
Djaduk Ferianto dan kaka kandungnya Butet Kartaredjasa (instagram Djaduk Ferianto)

Djaduk lantas langsung mengatakannya pada Butet.

"Waktu bersama saya di Table Mountain, satu puncak gunung yang tertinggi, Djaduk melaporkan kepada saya, dia sudah menemukan melodi yang akan dimainkan untuk satu komposisi kolaborasi dengan para pemusik dari Afrika itu," tutur Butet.

"Lalu dia bersiul-siul, dia rengeng-rengeng, dia rekam melodi itu. Dan Djaduk setiba di Indonesia sudah menceritakan kepada kawan-kawannya. Sudah menyiapkan satu komposisi dengan melodi yang sudah dia dapatkan," sambung Butet.

Teringat hal itu, Rabu (13/11/2019) pagi, Butet mencari file melodi tersebut di ponsel milik Djaduk.

Jenazah Djaduk Ferianto diangkat untuk disemayamkan di Padepokan Bagong Kussudiardjo di Bantul, Rabu (13/11/2019)
Jenazah Djaduk Ferianto diangkat untuk disemayamkan di Padepokan Bagong Kussudiardjo di Bantul, Rabu (13/11/2019) (Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin)

"Pagi tadi, seizin istrinya, saya membuka handphone dia saya tracking file nya. Dan saya berhasil menemukan melodi yang ia dapatkan di puncak gunung Table Mountain itu," ungkapnya sambil menahan isak.

Ia berharap, kawan-kawan Djaduk di Kuaetnika bisa melanjutkan melodi dari puncak Gunung Meja itu.

"Mudah-mudahan kawan-kawan Kuaetnika yang sudah biasa bekerja sama dengan Djaduk bisa mewujudkan satu komposisi yang melodinya sudah ditemukan di puncak gunung yang sangat tinggi itu. Gunung Meja. Saya kira itu saja," pungkas Butet yang tak kuasa lagi menahan isak dukanya. (TRIBUNJOGJA.COM)

Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Cerita Butet Tentang Melodi Djaduk dari Puncak Gunung Meja, 
Penulis: amg

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat