androidvodic.com

Barbie Kumalasari Akui Pernah Alami KDRT, Tapi Memilih Tak Ungkap ke Publik, Ogah Viral - News

Laporan Wartawan News, Mohammad Alivio

News, JAKARTA - Belakangan ini isu soal Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) tengah menjadi perbincangan publik setelah viral potongan video ceramah Oki Setiana Dewi.

Mengenai ini, Barbie Kumalasari turut serta menanggapi pandangannya soal KDRT.

Barbie mengaku bahwa dirinya pernah mengalami perlakuan KDRT, hanya saja ia tidak ingin hal tersebut terlalu diumbar ke publik.

Baca juga: Jalani Operasi Hidung 6 Kali, Barbie Kumalasari Keluarkan Biaya Ratusan Juta Demi Terlihat Mancung

Baca juga: Ceramah Oki Setiana Dewi Sempat Jadi Polemik, Ria Ricis: Bukan Beliau yang Membenarkan KDRT

"Aku salah satu orang yang pernah mengalami tindakan KDRT tapi ya tidak baik juga diumbar terus-terusan," kata Barbie di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Menurut Barbie, bicara soal KDRT harus tahu tempat dan kondisinya supaya pihak yang mendengar tidak salah persepsi.

"Ketika satu kali ya oke lah dan tergantung tempatnya kalau memang membahas soal KDRT ya gak mungkin kita bohong," ujar Barbie.

Barbie Kumalasari ditemui di Kawasan Pondok Gede, Bekasi, Minggu (19/12/2021).
Barbie Kumalasari ditemui di Kawasan Pondok Gede, Bekasi, Minggu (19/12/2021). (News/ALIVIO)

Namun yang terpenting, bagi Barbie persoalan KDRT harus diceritakan khususnya ke keluarga atau orang terdekat.

"Sebetulnya penting buat aku karena satu darah ya kan ada yang perlu di ceritakan ada yang tidak," ujar Barbie.

"KDRT itu kan tindakan fisik pidana dan itu harus diceritakan tapi kalau ke publik tergantung sekeliling dan jangan terus terusan dan menjadikan aji mumpung biar viral kan itu gak boleh," lanjutnya.

Barbie juga mengklaim anak akan menjadi korban apabila satu di antara orangtuanya mendapat perlakuan KDRT.

"Dipublikasikan satu kadang anak yang akan mengakibatkan psikisnya terganggu apalagi lingkungan sekolah," jelasnya.

Kendati demikian, Barbie tak ingin menyalahkan persoalan KDRT ke satu pihak saja.

Ia berpendapat bahwa KDRT terjadi karena ada sebab sehingga membuat seseorang emosi.

"KDRT juga tidak juga 100 persen kesalahan suami mungkin sang istri terlalu banyak tuntutan dan permintaan mangkanya jika masih bisa dibicaran baik-baik kedua belah pihak dari hati ke hati supaya anak tidak menjadi korban," pungkasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat