androidvodic.com

Survei, Mayoritas Orangtua Inginkan PTM di Sekolah Kembali Berjalan - News

Laporan Wartawan News, Aisyah Nursyamsi

News, JAKARTA - Setelah dua tahun virus Covid-19 mewabah, Indonesia secara bertahap kembali membuka pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah. 

Awalnya PTM dilakukan dengan kapasitas dan durasi yang disesuaikan dengan kondisi pandemi.

Namun beberapa waktu terakhir, beberapa sekolah diperbolehkan membuka sekolah hingga 100 persen. 

Terkait hal ini, Indikator Politik Indonesia melakukan survei yang ditujukan pada orangtua pelajar. 

Penelitian dilakukan pada 15 Januari - 17 Februari 2022. Responden yang diambil dari total populasi adalah sebanyak 626 orang. 

Baca juga: Satu Siswa Positif Covid-19, PTM di SDN Kebon Manggis 01 Dihentikan Selama 5 Hari 

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengisi kuensioner secara online dengan format computer sistim web interview.

Dengan jumlah responden tersebut, metode yang digunakan adalah simple random sampling, memiliki toleransi kesalahan (margin of error MoE) sekitar 4 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasilnya, mayoritas warga setuju dengan pemberlakuan PTM di sekolah, yaitu sekitar 49,1 persen yang setuju dan 26,9 persen sangat setuju.

Sejumlah pelajar pulang sekolah seusai mengikuti pembalajaran tatap muka (PTM) di SDN 016 DR Cipto, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (7/2/2022). Dinas Pendidikan Kota Bandung memberlakukan pembatasan kapasitas pelajar mengikuti PTM di sekolah yakni hanya 50 persen mulai Senin, 7 Februari 2022. Kebijakan tentang pengetatan PTM itu diambil untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Kota Bandung. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Sejumlah pelajar pulang sekolah seusai mengikuti pembalajaran tatap muka (PTM) di SDN 016 DR Cipto, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (7/2/2022). Dinas Pendidikan Kota Bandung memberlakukan pembatasan kapasitas pelajar mengikuti PTM di sekolah yakni hanya 50 persen mulai Senin, 7 Februari 2022. Kebijakan tentang pengetatan PTM itu diambil untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Kota Bandung. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/Gani Kurniawan)

Jika dijumlahkan, maka total yang setuju melakukan PTM adalah sebesar 76 persen. 

"Ada juga tidak setuju dan sangat tidak setuju. Yaitu sekitar 15,5 persen tidak setuju dan sangat tidak setuju 3,4 persen. Jika dijumlahkan maka Totalnya adalah 18,9 persen tidak setuju," ungkap Peneliti Senior Indikator Politik Indonesia, DR Rizka Halida dalam konferensi pers virtual, Minggu (20/2/2022).

Baca juga: Survei, Mayoritas Masyarakat Indonesia Setuju Program Vaksin Booster Covid-19

Sebelumnya, Indikator Politik Indonesia telah melakukan survei serupa pada Desember 2021. Saat ini hasil survei menunjukkan jika mayoritas setuju dengan PTM di sekolah. 

Namun, hasil responden yang setuju cenderung turun. Setuju dan sangat setuju di bulan Desember adalah 88 persen.

Sejumlah pelajar menunggu jemputan seusai mengikuti pembalajaran tatap muka (PTM) di SDN 016 DR Cipto, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (7/2/2022). Dinas Pendidikan Kota Bandung memberlakukan pembatasan kapasitas pelajar mengikuti PTM di sekolah yakni hanya 50 persen mulai Senin, 7 Februari 2022. Kebijakan tentang pengetatan PTM itu diambil untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Kota Bandung. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)
Sejumlah pelajar menunggu jemputan seusai mengikuti pembalajaran tatap muka (PTM) di SDN 016 DR Cipto, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (7/2/2022). Dinas Pendidikan Kota Bandung memberlakukan pembatasan kapasitas pelajar mengikuti PTM di sekolah yakni hanya 50 persen mulai Senin, 7 Februari 2022. Kebijakan tentang pengetatan PTM itu diambil untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Kota Bandung. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN) (TRIBUN JABAR/TRIBUN JABAR/Gani Kurniawan)

Pada survei saat ini, responden yang setuju turun menjadi 76 persen. 

Sedangkan yang tidak setuju pada bulan Desember adalah 10,5 persen. Sedangkan yang tidak setuju di survei saat ini menjadi 19 persen.

Baca juga: Berstatus PPKM Level 2, Hendi Tetap akan Mulai Kembali PTM

Selanjutnya jika disesuaikan dengan sosial dan demografi, tampak bahwa berbagai kelompok ini mayoritas setuju dan sangat setuju.

Baik dari segi gender, usia, etnis, agama, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, desa kota dan wilayah. Umumnya orang setuju dengan pembelajaran tatap muka

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat