androidvodic.com

Hestu Saputra Akui Film Syirik, Bukan Film Horor Biasa - News

News, YOGYAKARTA - Kedekatan budaya Jawa, sangat mempengaruhi Hestu Saputra dalam menggarap film terbarunya yang bertajuk Syirik.

"Di film Syirik saya akan menghadirkan film yang bermuatan budaya Jawa yang sangat kental. Seperti budaya kejawen, ilmu Kanuragan, santet, belajar kedigdayaan untuk bertarung dalam menjalani kehidupan yang sedemikian keras," ungkap Hestu Saputra.

Seperti diletahui Ilmu kejawen, kedigdayaan, kanugaran, santet, serta unsur mistis, ditampilkan dalam film Syirik, namun tidak sekedar tempelan seperti yang terjadi pada film yang ada selama ini.

"Sejak kecil saya sudah sangat dekat dengan budaya Jawa, kejawen, santet, tarian, perdukunan. Karena saya memang lahir dan besar di Wonosari Gunung Kidul. Jadi lumayan fasih Ngomongim soal budaya Jawa sesungguhnya, artinya bukan tempelan. Sekedar ada, tapi makna dan filosofi tidak terasa. Di Film Syirik kekuatan budaya Jawa benar' benar kental dan kuat," papar Hestu.

Tari di film Syirik bukan sekedar tarian tempelan tapi kami menghadirkannya secara sungguh-sungguh. Karena menurut Hestu tari memiliki kekuatan magis yang bisa menjadi bahan renungan buat masyarakat luas.

"Makanya kami pilih acting course penari, seorang penari yang tidak sekedar piawai menari tapi juga memaham tentang filosofi tari. Sehingga ketika penari Ledhek menari tidak cuma uget-uget mengikuti musik pengiring. Tapi gerakannya ada makna dan filosofinya," kata pria tiga anak ini.

Dengan kesungguhan dalam penggarapan dengan didukung penari yang profesional dan memahami filosofi setiap gerakan yang dimainkannya. Hestu optimis film Syrik bisa menarik penggemar film horor untuk berbondong bondong ke gedung bioskop.

"Syirik bukan film biasa, penuh edukasi budaya dan mengandung filosofi yang dalam. Ini yang meyakini saya kalau film Syirik akan menjadi tontonan yang berbeda," ujar Hestu Saputra.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat