androidvodic.com

Alessandro Matri Jawab Kepercayaan Laziale - News

News - Bukan Balde Keita, Antonio Candreva, Stefano Mauri, Senad Lulic, atau Felipe Anderson yang menjadi tokoh kebangkitan Lazio setelah kekalahan menyakitkan 0-4 dari dari Chievo Verona, di pekan kedua Serie A 2015/2016.

Sosok itu, adalah Alessandro Matri, striker yang kariernya sebagai pemain sepak bola nyaris berakhir akibat cedera otot betis berkepanjangan. Ia menciptakan dua gol di laga kontra Udinese di pekan ketiga Serie A, Minggu (13/9) malam.

Kehadiran Matri langsung memberi pengaruh besar terhadap permainan Lazio. Padahal ia diturunkan di babak kedua, menggantikan posisi Candreva pada menit ke-56. Kondisi fisiknya juga belum sepenuhnya fit 100 persen. Tapi, Stefano Pioli sama sekali tak terkejut apabila Matri tampil sebagai pahlawan di laga debutnya tersebut

“Meskipun dia belum fit, saya sama sekali tak terkejut dia memberikan pengaruh di laga itu. Kami mendatangkannya karena dia striker hebat. Kondisinya akan mengalami peningkatan seiring waktu,” ucap Pioli dikutip dari football-Italia.net.

Matri menciptakan gol di menit ke-64 dan 73'. Ia membuka keunggulan setelah memanfaatkan umpan tarik yang dilepaskan Anderson. Naluri membunuhnya sama sekali belum habis. Pergerakannya yang cekatan dan sontekannya menyambar umpan tersebut tanpa mampu diantisipasi oleh Orestis Carnezis, kiper Udinese.

Stefano Colantuono, Pelatih Udinese, tampak kesal. Ia bahkan melempar handuk putih setelah Matri mencatatkan namanya di papan skor. Pertahanan Udinese sama sekali tak sanggup menghentikan Matri yang piawai menempatkan posisinya di area kotak penalti. Gol keduanya juga demikian.

Ia mencuri bola dari penguasaan Panagiotis Kone yang berusaha mengamankan wilayah pertahanan Lazio setelah Carnezis mementahkan tendangan keras Keita.

Namun, Kone malah melakukan gerakan yang salah sehingga Matri dapat merebut bola serta melepaskan tendangan sangat keras yang tak dapat ditepis Carnezis. Golnya menggandakan keunggulan Lazio. Kemenangan itu kemudian menempatkan tim biru langit ke posisi delapan klasemen sementara dengan enam angka dari tiga pertandingan.

Matri memiliki potensi luar biasa kembali ke bentuk penampilan terbaiknya seperti saat membela Juventus di musim 2011/2012 dan 2012/2013. Total 18 gol yang diciptakannya dari 53 pertandingan mengantarkan Juventus meraih scudetto.

Bahkan di musim pertamanya ia berhasil menyarangkan 11 gol dari 17 pertandingan bersama Juventus. Penampilannya yang mengesankan di bawah asuhan Antonio Conte, pelatih Juventus saat itu, hanya dapat dihentikan oleh cedera yang dialaminya. Keadaan tersebut terus menghantui hingga musim lalu.

Kondisi fisiknya yang rentan membuat Juventus terpaksa melepasnya. Apalagi saat itu Juventus memiliki mesin gol Carlos Tevez. Kemudian Fernando Llorente membuatnya tak jadi pilihan utama Massimiliano Allegri, pelatih Juventus yang menggantikan Conte setelah mengundurkan diri untuk menangani timnas Italia.
Masa depannya pun suram.

Ia kemudian hijrah ke Milan di musim 2013/2014. Sayang, ia gagal menemukan bentuk permainan terbaiknya. Hanya satu gol ia ciptakan dari 15 pertandingan. Milan lantas meminjamkannya ke Fiorentina.

Bersama La Viola ia kalah bersaing Mario Gomez dan Juan Cuadrado. Dari 15 pertandingan ia hanya mencipptakan empat gol. Catatan yang kurang memuaskan buat Vincenzo Montella, pelatih Fiorentina saat itu.

Ia kemudian hijrah ke Cagliari dengan status yang sama, sebagai pemain pinjaman. Di situlah ia seperti kembali menemukan ketajamannya. Grafik permainannya mengalami peningkatan. Ia bukan hanya piawai mencetak gol, tapi juga menjadi aktor buat rekan setimnya mencatatkan angka. Tujuh gol dan enam asis ia torehkan.

Juventus kemudian menggaetnya kembali di musim 2014/2015. Sayang ia kembali bermasalah dengan cedera sehingga lebih sering duduk di bangku cadangan. Musim lalu ia hanya tercatat bermain sebanyak lima pertandingan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat