androidvodic.com

Teguran untuk Manchester United, Pembelaan Fred, Masalah Solskjaer dan Pogba hingga Peran Ronaldo - News

News - Wankdorf Stadium meledak, kegembiraan terpancar dari seluruh supporter tuan rumah yang hadir malam itu.

Young Boys datang ke Liga Champions melalui Babak ketiga kualifikasi, dan menyingkirkan Frencvaros untuk meraih tiket terakhir untuk berlaga di fase grup.

John Pefok menjadi protagonis, golnya pada menit 94 lebih 22 detik memastikan kemenangan mereka atas Manchester United.

Tuan rumah ditelan euforia, di saat yang sama Luke Shaw, Paul Pogba dan Varane menutup muka dengan jersey biru putih Manchester United.

Di sideline, Ole Gunnar Solskjaer protes dan marah kepada wasit, berseberangan dengan itu, David Wagner berpesta dan ikut larut dalam euforia.

Gelandang Manchester United Prancis Paul Pogba (kanan) berebut bola dengan gelandang muda Swiss Sandro Lauper (kiri) selama pertandingan sepak bola Grup F Liga Champions UEFA antara Young Boys dan Manchester United di stadion Wankdorf di Bern, pada 14 September 2021. AFP/SEBASTIEN BOZON
Gelandang Manchester United Prancis Paul Pogba (kanan) berebut bola dengan gelandang muda Swiss Sandro Lauper (kiri) selama pertandingan sepak bola Grup F Liga Champions UEFA antara Young Boys dan Manchester United di stadion Wankdorf di Bern, pada 14 September 2021. AFP/SEBASTIEN BOZON (AFP/SEBASTIEN BOZON)

Baca juga: Fakta Kekalahan Manchester United atas Young Boys, Solskjaer yang Medioker, Ronaldo Samai Messi

Baca juga: Update Transfer Man United, Intip Peluang Gaet Ansu Fati, Buang Peluang Rekrut Kalidou Koulibaly

Manchester United kalah segalanya, statistik ataupun taktik, dari Young Boys.

Kalah 2-1 secara angka, dan di statistik, Manchester United hanya mengemas 2 kali percobaan, berbanding 20 milik Young Boys, sepak pojok? 8 untuk Young Boys, 1 untuk tim tamu.

Yang lebih memalukan lagi untuk Manchester United, adalah rekor terburuk mereka dalam menciptakan peluang di laga ini.

Manchester United hanya mengemas 2 sepakan tepat sasaran, ini adalah rekor terburuk Setan Merah dalam 138 pertandingan di Liga Champions.

Tentu, pisau tajam kini mengarah kepada Ole Gunnar Solskjaer yang di luar dugaan, bermain dengan garis pertahanan rendah setelah Aaron wan Bissaka mendapatkan kartu merah.

Bermain 11 melawan 10, Manchester United seakan hanya mengejar hasil imbang, sangat disayangkan mengingat kualitas mereka.

Tetapi dengan kualitas individu dari Manchester United, tentu sangat aneh melihat keputusan Solskjaer untuk bermain bertahan dan hanya memaksakan hasil imbang.

Ditambah lagi, Setan Merah tidak menguasai bola, dan seolah memberikan Young Boys ruang untuk menyerang.

Bagaimana Solskjaer bisa berpikir ini adalah cara yang tepat?

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat