androidvodic.com

Sura Terbuka buat Pelatih Shin Tae-yong - News

Oleh Wina Armada Sukardi

 Analisis sepak bola

Pelatih Shin Tae-yong yang terhormat,

Saya menulis surat terbuka ini setelah beberapa hari sebelumnya menyaksikan kesebelasan Indonesia (PSSI) bertanding melawan Bangladesh di stadion Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dengan kedudukan kacamata alias kosong-kosong.

Dukungan penuh penonton yang baru pertama baru boleh hadir lagi sejak pandemi covid-19, tak mampu membuat kesebelasan Indonesia mengapai kemenangan. Hasil yang sangat mengecewakan, menginngat Bangledesh tidak memiliki “tradisi sepak bola,” dan peringkatnya berada 29 di bawah kita, yakni Indonesia berada di peringkat 159 dan Bangladesh cuma berada di peringkat 188.

Itu pun dengan catatan beberapa pemain utama Bangladesh tidak dapat ikut bertanding. Maka permintaan maaf coach Shin Tae-yong atas hasil tersebut merupakan sesuatu yang wajar dan sudah seharusnya.

Melihat pertandingan itu, dan terutama menyadari skor pertandingan yang seri, selain menimbulkan serangkaian pertanyaan, juga menghadirkan sejumlah kekwahatiran mengenai bagaimana prestasi kesebelasan Indonesia di masa yang akan datang, termasuk yang terdekat bagaimana hasil kualifikasi Piala Asia 2023 yang bakal dihelat 8 - 15 Juni ini di Kuwait.

Di sana Indonesia tergabung di Grup B bersama Malaysia, Bahrain, dan Turkmenistan. Jika melawan tim sekelas Bangladesh di hadapan penonton negeri sendiri saja kita tak mampu membobol gawang lawan, bagaimana kalau tarung dengan negara yang sepak bolanya kuat dan di negeri orang pula.

Menilik statistik dari 20 pertandingan di bawah kepemimpinan coach Shin Tae-yong , Indonesia cuma mencapai kemenangan 9 kali atau 47 % . Lalu lima kali imbang, dan enam kali kalah. Data ini sebuah capaian yang masih di bawah standar.

Kalau sebuah rapot anak sekolah, untuk kelulusan menimal di angka rata-rata 60 % dari rentang 100 % , prestasi kesebelasan Indonesia termasuk masih belum lulus. Apalagi dengan catatan Indonesia belum dapat mengalahkan dua pesaing utamanya di tingkat Asean, Vietnam dan Thailand. Dengan begitu kekhawatiran bagaimana prestasi masa depan kesebelasan Indonesia, menjadi sesuatu yang wajar saja.

Pelatih Shin Tae-yong yang terhormat,

Salah satu kelemahan dari pemain Indonesia ialah kurangnya sikap disiplin terhadap diri sendiri. Pemain Indonesia tidak terbiasa tampil “sampai titik darah terakhir dengan segala derita.” Tidak mengherankan, pemain Indonesia sering tidak sanggup bersaing jika bermain pada klub internasional yang membutuhkan disiplin tinggi.

Kehadiran coach Shin Tae-yong yang menerapkan dan membangun disiplin kepada para pemain Indonesia, merupakan sesuatu yang sangat positif.

Terlihat mulai ada perubahan budaya dalam disiplin para pemain Indonesia. Dengan mulai munculnya disiplin yang tinggi, pemain juga mulai dapat lebih fokus. Mereka lebih tegar menghadapi pertandingan, kendati belum sampai terlihat “mau berkorban sampai penderitaan dan kemampuan terakhir.”

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat