androidvodic.com

Ekonomi Global Makin Tidak Pasti, Spotify Ngerem Rekrut Karyawan Baru - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

News, STOCKHOLM - Perusahaan layanan streaming audio asal Swedia, Spotify Technology SA, akan mengurangi perekrutan karyawan baru hingga 25 persen.

Keputusan ini diambil Spotify untuk menyiasati kondisi ketidakpastian ekonomi global.

Chief Executive Officer (CEO) Spotify, Daniel Ek mengirim surat pemberitahuan kepada para stafnya melalui email Rabu (15/6/2022) kemarin. Di menyatakan perusahaan akan terus mempekerjakan karyawannya, walaupun akan memperlambat langkah perusahaan selama beberapa kuartal ke depan.

Layanan streaming audio terbesar di dunia berdasarkan permintaan ini mempekerjakan sekitar 8.230 orang di seluruh dunia.

Namun setelah media melaporkan kabar mengenai pengurangan laju perekrutan karyawan baru, saham Spotify mengalami kenaikan sebesar 7,1 persen.

Selama konferensi investor yang diadakan pada awal bulan ini, Chief Financial Officer (CFO) Spotify, Paul Vogel mengatakan kepada para investor bahwa Spotify sedang memantau perkembangan ekonomi global saat ini.

Baca juga: Lagu BTS Paling Banyak Diputar di Spotify, Versi K-Pop

"Kami terus mencermati situasi dan mengevaluasi pertumbuhan jumlah karyawan kami dalam waktu dekat," kata Vogel, yang dikutip dari situs Reuters.

Pada saat konferensi investor, Spotify menawarkan penilaian yang optimis mengenai bisnisnya kepada para investor, dan memprediksi investasi pada podcast dan fitur audiobooks akan mengalami pertumbuhan.

Baca juga: Spotify Mengakuisisi Dua Platform Teknologi Podcast, Chartable dan Podsights

Perusahaan ini bergabung dengan sejumlah perusahaan yang telah memperlambat perekrutan karyawan baru, atau mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai tanggapan terhadap melonjaknya inflasi dan dampak dari konflik di Ukraina.

Pertukaran kripto Coinbase, mengatakan akan memangkas tenaga kerjanya sebesar 18 persen. Sementara perusahaan transportasi online Uber dan Lyft Inc mengumumkan akan mengurangi laju perekrutan pekerja baru.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat