androidvodic.com

Apple Hadapi Krisis Pasokan, Produsen iPhone Foxconn Rayu Pekerja yang Keluar di China Kembali Kerja - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

News, ZHENGZHOU - Produsen iPhone Foxconn menawarkan bonus besar untuk menarik pekerja yang keluar agar kembali ke pabriknya di Zhengzhou, China.

Para pekerja keluar dari pabrik Foxconn di China setelah melakukan aksi protes karena perselisihan gaji, sehingga dikhawatirkan Apple akan kekurangan pasokan iPhone di akhir tahun ini.

Dikutip dari CNBC, pada bulan ini pekerja bentrok dengan personel keamanan di pabrik Zhengzhou, pabrik iPhone terbesar di dunia yang dijalankan oleh mitra perakitan Apple, Foxconn.

Kerusuhan pekerja terjadi setelah karyawan turun ke media sosial untuk menyuarakan keluhan mereka atas penundaan pembayaran bonus. Perusahaan Taiwan Foxconn kemudian meminta maaf atas “kesalahan teknis” yang menyebabkan perbedaan gaji dari yang dijanjikannya kepada karyawan.

Baca juga: Di Balik Aksi Protes Pekerja Pabrik Foxconn di China: Ketidakpercayaan hingga Pembatasan Covid-19

Pabrik Foxconn juga dilanda wabah Covid-19 bulan lalu yang menyebabkan para pekerja melarikan diri dari fasilitas tersebut, ketika perusahaan berupaya mengendalikan wabah itu dengan mengisolasi orang yang terinfeksi.

Dengan para pekerja yang keluar dari pabrik, Foxconn sekarang mencoba untuk menutupi kekurangan staf yang dapat mengancam pasokan iPhone secara global.

Foxconn mengatakan pada Selasa (29/11/2022) pihaknya akan memberikan pembayaran 500 yuan atau senilai 70 dolar AS untuk pekerja yang kembali ke pabrik, serta bonus 3.000 yuan bagi mereka yang tinggal lebih dari 30 hari dan bonus 6.000 yuan bagi pekerja yang bertahan hingga Januari.

Pengumuman tersebut terjadi sehari setelah perusahaan mengatakan akan membayar upah hingga 13.000 yuan untuk beberapa staf yang bekerja pada Desember dan Januari.

Analis di firma penasihat perbankan investasi Evercore ISI memperkirakan pabrik Zhengzhou menyumbang lebih dari 70 persen produksi iPhone Apple secara global, menyoroti ketergantungan raksasa teknologi yang berbasis di Cupertino, Amerika Serikat pada China sebagai pusat manufakturnya, bahkan ketika ketegangan geopolitik antara AS dan China meningkat dan kebijakan “nol- Kebijakan Covid” menyebabkan gangguan rantai pasokan.

Protes dan pemogokan kerja di pabrik Zhengzhou kemungkinan akan berdampak pada pendapatan Apple, menurut laporan yang diterbitkan oleh Evercore ISI pada Senin (28/11/2022).

Analis di Evercore ISI mengatakan, permintaan iPhone diperkirakan akan mencapai 5 juta hingga 8 juta unit pada kuartal terakhir tahun ini, yang sebagian besar memesan jajaran smartphone kelas atas Apple, dan itu dapat berdampak negatif terhadap pendapatan sebesar 5 miliar dolar AS hingga 8 miliar dolar AS.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat