androidvodic.com

Pendapatan Anjlok, Zoom PHK 1.300 Karyawan, Bonus Dihapus, Gaji Bos Dipangkas - News

Laporan Wartawan News, Namira Yunia Lestanti

News, CALIFORNIA - Zoom Video Communications Inc mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 1.300 staf atau sekitar 15 persen dari semua total karyawan globalnya.

Seperti perusahaan teknologi lainnya, langkah ini diambil Zoom sebagai strategi untuk menekan pembengkakan biaya ditengah ancaman krisis imbas anjloknya pendapatan perusahaan selama satu tahun terakhir.

Baca juga: Raksasa E-Niaga Daraz Group Umumkan PHK Terhadap 11 Persen Karyawan

Saham Zoom pada tahun lalu dilaporkan turun lebih dari 63 persen sementara profit perusahaan diperkirakan anjlok 38 persen, akibat menurunnya jumlah pengguna harian Zoom pasca pelonggaran kebijakan nol Covid-19.

Khawatir ancaman ini akan semakin memicu kemunduran bagi Zoom, Eric Yuan selaku CEO terpaksa mengambil langkah agresif dengan memangkas ribuan karyawan demi mencegah perlambatan kinerja perusahaan.

“Saat dunia beralih ke kehidupan pasca-pandemi, kami melihat bahwa pelanggan mulai mengurangi penggunaan layanan. Kondisi kian diperparah dengan ketidakpastian ekonomi global, sehingga kami perlu mengambil upaya keras untuk mengatur ulang diri kami sendiri agar dapat mengatasi ancaman krisis." jelas Yuan dalam pengumuman yang dirilis pada Selasa (7/2/2023).

Baca juga: Raksasa Teknologi Berlomba Tiru ChatGPT, Karyawan: Risiko PHK Kian di Depan Mata

Nantinya usai PHK dilaksanakan, Yuan menjanjikan sejumlah hak bagi mantan karyawannya diantaranya seperti memberikan gaji selama 16 minggu kedepan serta perlindungan perawatan kesehatan.

Tak tanggung-tanggung, Zoom bahkan telah menyiapkan dana sebesar 50 juta dolar AS hingga 68 juta AS. Meski langkah ini semakin memperparah jumlah pengangguran di kawasan AS.

Namun Zoom menjelaskan cara ini harus diambil demi menyelamatkan perusahaan dari ancaman resesi dan krisis pasar global.

Selain memangkas jumlah karyawan, dalam pengumuman yang dirilis pada Selasa kemarin Zoom juga berencana untuk menghapuskan bonus tahunan serta memotong gaji sejumlah petinggi selama 2023 agar dapat menutup kerugian perusahaan.

“Sebagai CEO dan pendiri Zoom saya akan bertanggung jawab, dengan mengurangi gaji petinggi termasuk haji saya sendiri selama tahun fiskal 2023 dengan memangkas sekitar 98 persen,” ujar Yuan seperti yang dikutip dari Reuters.

Baca juga: FedEx Akan PHK Petinggi Perusahaan Demi Tekan Biaya Operasional

Sebelum mengalami kemunduran Zoom pernah tercatat sebagai platform penyedia layanan video conference paling terpopuler di dunia, bahkan zoom dapat mencatatkan lonjakan pendapatan hingga tembus mencapai 191 persen year-on-year (yoy) pada kuartal pertama tahun 2021.

Kenaikan ini terjadi setelah sejumlah perusahaan hingga institusi pendidikan dari berbagai negara mulai menerapkan sistem bekerja dari rumah atau work from home, sebagai imbas dari pembatasan wilayah akibat meningkatnya kasus Covid-19.

Kondisi ini lantas mendorong masyarakat dunia untuk beralih menggunakan konferensi video sebagai media untuk berkomunikasi. Namun setelah pasar global dihantam inflasi, platform Zoom mengalami kendala dalam meningkatkan kualitas. Hal tersebutlah yang membuat pelanggan Zoom mulai berpaling ke platform penyedia layanan video conference lain.

Adanya PHK ini semakin mengisyaratkan bahwa industri teknologi di Amerika kini tengah diguncang kemerosotan tajam. Terlebih diawal bulan lalu sejumlah raksasa teknologi AS termasuk Google dan Amazon telah lebih dulu memangkas 44.000 posisi dalam kurun waktu dalam 30 hari terakhir.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat