Terkini Lainnya
TOPIK
Gereja Oikumene di Samarinda Seberang mendadak ramai menyusul lima dari delapan pelaku teror bom pada November tahun lalu akan mengikuti rekonstruksi.
Pemkot Samarinda siap mengganti motor jemaat Gereja Oikumene yang rusak akibat ledakan bom pelaku teror pada November lalu.
Teror bom di Gereja Oikumene pada 13 November 2016 menyisakan trauma bagi jemaat gereja, terutama anak-anak.
Bahkan saat itu, Aman Abdurahman sempat memberikan beberapa instruksi kepada para anggota JAD.
Boy Rafli Amar menuturkan tersangka GAP adalah anak dari tersangka kasus yang sama bernama Joko Sugito.
Kondisi 3 anak balita, korban bom Gereja Oikumene di Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, terus berangsur membaik.
Tim dokter akan melakukan operasi plastik karena tidak lagi ditemukan infeksi luka bakar pada luka Trinity Hutahaean.
Tim dokter berencana melakukan operasi pelastik kepada salah satu balita korban ledakan bom di Samarinda, Kalimantan Timur.
Namun pada Senin, 14 November, Intan pun meninggal dunia dan dimakamkan keesokan harinya.
Kabid Humas Polda Kaltim Kombes Pol Fajar Setiawan mengatakan, meski masih di bawah umur, kedua tersangka diduga telah melakukan tindak pidana khusus.
Polri telah menetapkan status tersangka pada tujuh orang di kasus pelemparan bom molotov di Gereja Oikumene
Dari ketujuh tersangka, Kapolda Kaltim menyebut setiap orang memiliki peran mulai dari otak peledakan hingga eksekutor di lapangan.
Tersangka dari kasus ledakan yang mengakibatkan satu orang tewas dan tiga lainnya luka-luka itu, berjumlah tujuh orang.
Masjid tanpa nama yang dijadikan markas kelompok radikal di Samarinda diambil alih masyarakat. Masjid tersebut kemudian diberi nama Al Islah.
Dua balita korban ledakan bom molotov di rumah ibadah Jumat (18/11/2016) siang kembali menjalani operasi di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Syahra
Seminggu setelah peristiwa teror bom di Gereje Oikumene Samarinda, kini Polresta Samarinda menetapkan lima orang sebagai tersangka.
Masjid Al Mujahiddin yang merupakan tempat tinggal pelaku bom Gereja Oikumene, Jumat (18/11/2016) pagi dibersihkan oleh warga sekitar.
Warga sekitar bersama TNI dan Polri, melakukan bakti sosial membersihkan Gereja Oikumene di Jalan Cipto Mangunkusumo Samarinda.
Dari hasil penggeledahan itu, polisi menemukan bendera Negara Islam di Irak dan Suriah (ISI) serta sejumlah barang yang terkait tindak terorisme.
Ketiga korban yang seluruhnya masih balita sudah menjalani operasi kecil pengelupasan kulit luka bakar.
Sebaiknya kita jangan punya dendam dengan siapapun, pemerintah dengan teroris.
Lima orang ditetapkan sebagai tersangka kasus pelemparan bom molotov di Gereja Oikumene, Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan llir, Samarinda.
Komisi I DPR RI mengusulkan perlu evaluasi program deradikalisasi untuk mantan terpidana kasus terorisme.
Setelah menjalani serangkaian operasi pembersihan luka bakar, ketiga korban bom di Samarinda saat ini mengalami kemajuan yang cukup progresif.
Saat kejadian pengeboman berlangsung, JS diketahui tengah bersama istri dan tiga anaknya di sekitar perumahan
Aparat kepolisian sejak pagi tadi melakukan pemeriksaan di tempat tinggal Juhanda, pelaku pengeboman di depan Gereja Oikumene, Samarinda.
Korban yang menderita luka bakar 50% di sekujur tubuhnya memperlihatkan perkembangan penyembuhan yang signifikan.
Meski sempat mendapatkan perawatan intensif, luka bakar sebanyak 80 persen serta trauma paru-paru membuat nyawa Intan Olivia Marbun tak tertolong.
Trinity, salah satu korban ledakan bom molotov sudah bisa menangis dan bicara. Ia bercita-cita menjadi penjinak bom.
Hujan lebat, nyalak petir, beradu dengan tangis pelayat yang mengiri pemakaman Intan Olivia Marbun, korban ledakan bom molotov di Gereja Oikumene.