Jika Jakarta Bebas Banjir, Apakah Ibu Kota Akan Tetap Pindah? - News
Oleh: Tony Rosyid
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa
TRIBUNNERS - Persoalan banjir di Ibu Kota sungguh sangat seksi.
Semua orang membicarakan. Jakarta banjir, media dan medsos pun ikut banjir.
Meski hanya beberapa jam, banyak orang yang bersemangat untuk menviralkan.
Banjir di Jakarta seolah telah menjadi kolam bermain yang mengasyikkan bagi awak media dan pengguna medsos, wabil khusus bagi para buzzer yang gemar berenang di genangan air ibu kota.
Beda dengan banjir berhari-hari yang merendam sejumlah wilayah lain, tak banyak mendapat perhatian.
Berita sekedarnya, karena tak ada nilai politisnya.
Semarang dan Demak langganan banjir, meski musim kemarau.
Air laut naik ke atas (Rob) yang mengakibatkan sejumlah tambak hilang dan menjadi laut, serta rumah-rumah tepi pantai tergenang air.
Musim hujan ini, sejumlah wilayah diantaranya Bali, Bandung dan tiga propinsi di Kalimantan mengalami banjir yang merendam banyak rumah.
Termasuk wilayah yang akan dijadikan lokasi ibu kota tak luput dari serbuan banjir. Ini tidak heboh, karena gak ada unsur politisnya.
Sangat berbeda kalau banjir terjadi di Jakarta, khususnya ketika Gubernurnya bernama Anies Baswedan. 24 jam medsos aktif berisi bullyan.
Dari jaman Belanda, Jakarta itu banjir. Yang membedakan adalah pertama, seberapa tinggi air itu menggenang.
Kedua, seberapa luas wilayah yang kena banjir.
Terkini Lainnya
Tribunners / Citizen Journalism
Beda dengan banjir berhari-hari yang merendam sejumlah wilayah lain, tak banyak mendapat perhatian.
BERITA TERKINI
berita POPULER
Camping Naik Kelas CAF Depok, Komitmen Lestarikan Alam dengan Aksi Penanaman Pohon
Tingkatkan Kebersamaan dan Pengalaman Liburan Sekolah, CAF Depok Gelar Camping Naik Kelas