Prof. Widya Sumadinata: Strategi Baru Keamanan Siber Indonesia Harus Segera Disusun - News
Prof. Widya Sumadinata: Strategi Baru Keamanan Siber Indonesia Harus Segera Disusun
Oleh: Prof. R. Widya Setiabudi Sumadinata
Dekan FISIP Unpad
News,BANDUNG - Mengingat dimensi keamanan global mengalami perluasan yang signifikan, maka setiap negara, tidak terkecuali Indonesia, perlu memberikan respon yang tepat dalam menghadapi berbagai potensi ancaman baru terutama ekses dari perkembangan teknologi digital.
Dalam hal ini, baik TNI, Polri, maupun lembaga-lembaga terkait lainnya perlu memikirkan penyusunan model baru strategi keamanan negara.
Penggunaan teknologi serta pelibatan elemen sipil baik individu maupun lembaga yang memiliki kompetensi yang relevan dengan tujuan ini menjadi sebuah keniscayaan yang tidak dapat dihindarkan.
Demikian antara lain disampaikan Prof. R. Widya Setiabudi Sumadinata dalam orasi ilmiah penerimaan jabatan Guru Besar bidang Keamanan Global pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Padjadjaran, di Graha Sanusi Hardjadinata, Unpad, Jalan Dipati Ukur, Bandung, Selasa (24/10).
![Prof. R. Widya Setiabudi Sumadinata dalam orasi ilmiah](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/prof-r-widya-setiabudi-sumadinata-dalam-orasi-ilmiah.jpg)
Orasi ilmiah Prof. Widya Sumadinata berjudul “Perluasan Dimensi Keamanan Global: Keharusan Revisi Strategi Pertahanan Negara.”
Prof. Widya Sumadinata yang juga merupakan Dekan FISIP Unpad dalam bagian awal orasi ilmiahnya memaparkan perkembangan pemikiran terkait studi keamanan di seluruh dunia. International security atau keamanan internasional yang mengandaikan bahwa potensi ancaman yang dihadapi setiap negara berasal dari negara lain telah berkembang menjadi global security atau keamanan global.
Perkembangan ini didasarkan pada kenyataan bahwa potensi ancaman tidak hanya berasal dari aktor negara (state-actors), melainkan juga dari aktor non negara (non state-actors).
Dia mencontohkan peristiwa serangan terhadap World Trade Center (WTC) di New York, Amerika Serikat, pada 11 September 2001 silam, misalnya, memperlihatkan betapa kelompok teroris yang merupakan aktor non-negara menjadi ancaman yang nyata juga. Begitu juga dengan aksi kelompok hacker yang belakangan kerap menjadi tema utama pemberitaan media.
Dengan kata lain, sambung Prof. Widya Sumadinata telah terjadi pergesaran yang sangat signifikan dari pemahaman keamanan tradisional menjadi pemahaman keamanan non-tradisional.
Dalam kaitannya dengan perkembangan baru ini, Prof. Widya Sumadinata mengutip pakar studi keamanan dari kelompok pemikiran Conpahagen School, Barry Buzan, yang mengatakan bahwa ada lima hal yang mempengaruhi perkembangan studi keamanan itu.
Kelimanya adalah great power politics, technology, event, institutionalization, dan academic debate.
Baca juga: Ketua MPR RI Bamsoet Dorong Peningkatan Ketahanan Siber Nasional
Terkini Lainnya
Tribunners / Citizen Journalism
Dimensi keamanan global mengalami perluasan, Indonesia perlu merespons berbagai potensi ancaman baru terutama dari perkembangan teknologi digital.
BERITA REKOMENDASI
BERITA TERKINI
berita POPULER
Satu Keluarga Satu Anak Perempuan, Ide Brilian Agar Indonesia Tidak Punah
Dari Pak Raden, Salam untuk Jokowi dan Bu Mega!
Afifuddin Bakal Berbenah Untuk Kembalikan Wajah KPU RI Setelah Hasyim Asy'ari Terjerat Kasus Asusila
Pegi Setiawan Akhirnya Keluar dari Sel usai Batal Jadi Tersangka, Tak Ucap Satu Kata Pun
Giliran Kombes Surawan Bakal Diperiksa Mabes Polri, Pernah Sebut DPO Kasus Vina Cuma 1 Orang