androidvodic.com

Catatan Ketua MPR RI: Indonesia Memilih Pemimpin Ketika Ketidakpastian Global Terekalasi - News

Ditulis oleh:

Bambang Soesatyo
Ketua MPR RI/Dosen Pascasarjana Universitas Borobudur, Universitas Pertahanan (UNHAN), Universitas Terbuta (UT) dan Universitas Perwira Purbalingga (UNPERBA)

Eskalasi ketidakpastian global yang berkelanjutan memberi penjelasan sangat gamblang kepada semua orang bahwa dunia memang sedang tidak baik-baik saja. Ada perang dan konflik bersenjata di sejumlah kawasan.

Ekses ketidakpastian global ini hendaknya digarisbawahi oleh para calon presiden karena nyata-nyata telah menghadirkan dampak negatif bagi dinamika kehidupan masyarakat.

Berpijak pada fakta tentang berlarut-larutnya perang antara Rusia versus Ukraina sejak pekan keempat Februari 2022, publik dalam negeri sudah tahu dengan sendirinya bahwa dunia saat ini memang sedang tidak baik-baik saja.

Ketidakpastian global akibat konflik bersenjata di kawasan Eropa Timur itu kemudian tereskalasi oleh perang antara Hamas dengan Israel di kawasan Timur Tengah. Sementara itu, jutaan arus pengungsi dari Afrika ke berbagai belahan dunia terus berlangsung karena sejumlah negara di benua itu belum mampu menyudahi konflik bersenjata.

Ada laporan yang mengungkap bahwa lebih dari 40 juta jiwa telah mengungsi dari Afrika dalam satu dekade terakhir karena rentetan konflik bersenjata di benua itu.

Asia Tenggara, dan kawasan Asia secara keseluruhan, pun menyimpan potensi masalah serius terkait dengan klaim Tiongkok atas Laut Cina Selatan (LCS) yang ditentang sejumlah negara. Faktor LCS, mau tak mau, harus diakui juga menyimpan potensi ketidakpastian.

Baca juga: Bamsoet Ingatkan Potensi Konflik Horisontal Jelang Pemilu 2024

Keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam masalah ini bahkan menjadikan LCS ibarat api dalam sekam yang setiap saat bisa mengganggu tekad dan semangat ASEAN (Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara) merawat stabilitas kawasan ini. Belum lagi dengan posisi AS yang terang-terangan menentang klaim Tiongkok atas Taiwan.

Selain oleh perang dan konflik, ketidakpastian global semakin diperparah oleh rangkaian dampak atau ekses perubahan iklim karena berubahnya pola hujan, peningkatan suhu bumi, menurunnya kualitas sumber daya air dan lahan, serta aneka ragam bencana, termasuk kekeringan.

Semua ekses perubahan iklim berdampak nyata pada menurunnya produksi tanaman pangan, karena gagal panen terjadi di berbagai belahan dunia.

Semua fakta itu menjadi penjelasan yang cukup komprehensif untuk membenarkan bahwa dunia nyata-nyata sedang terperangkap dalam situasi tidak stabil.

Setelah faktor pandemi Covid-19 yang masih menyisakan begitu banyak masalah, destabilisasi dunia juga disebabkan oleh rivalitas antar-kekuatan besar seperti AS di satu sisi, yang berhadapan dengan Rusia-Tiongkok di sisi lain dalam konteks hegemoni politik dan ekonomi.

Semua berharap para pemimpin bangsa-bangsa di Asia bisa mengelola benturan kepentingan di LCS dengan penuh kebijaksanaan dengan menghindari pengerahan kekuatan militer agar Asia tetap menjadi benua yang kondusif.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat