androidvodic.com

Pemerintah Petakan Lima Sektor Sebagai Pionir Antisipasi Industri 4.0 - News

Laporan Wartawan News, Reynas Abdila

News, JAKARTA - Di era industry 4.0, masing-masing pelaku usaha telah menggunakan berbagai aplikasi dan perangkat (smart industry using internet-of-things), sehingga mengarah pada digitalisasi industri.

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Rosarita Niken Widiastuti mengatakan pemerintah sedang memetakan lima sektor yang dijadikan pionir, yaitu makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia dan elektronika.

“Sektor-sektor ini dipilih menjadi fokus setelah melalui evaluasi dampak ekonomi dan kriteria kelayakan implementasi yang mencakup ukuran PDB, perdagangan, potensi dampak terhadap industri lain, besaran investasi, dan kecepatan penetrasi pasar,” terang Niken dalam acara Lomba Design antar Netizen #FlashDesignPalembang di Kota Palembang, Sumatera Selatan, Minggu (24/2/2019).

Ia menegaskan, implementasi industri 4.0 telah membawa dampak yang positif bagi ekonomi dan peluang kerja di Indonesia.

Making Indonesia 4.0, akan mendorong pertumbuhan PDB riil sebesar 1-2 persen per tahun, sehingga pertumbuhan PDB per tahun akan naik sampai 6-7 persen pada periode 2018-2030.

Pertumbuhan PDB ini digerakkan oleh kenaikan signifikan ekspor netto, di mana Indonesia diperkirakan akan mencapai 5-10 persen rasio ekspor netto-terhadap PDB pada tahun 2030.

Baca: Sri Mulyani Minta BPJS Kesehatan Perhatikan Ketepatan Bayar Klaim

“Ditambah lagi pembukaan lapangan pekerjaan sebanyak 7-19 juta baik di sektor manufaktur maupun non-manufaktur pada tahun 2030 sebagai akibat dari permintaan ekspor yang lebih besar,” jelasnya.

Direktur Pengelolaan Media Dirjen IKP Kemenkominfo, Siti Meiningsih menjelaskan Making Indonesia 4.0 sangat membutuhkan dan bergantung kepada kreativitas anak muda yang identic dengan inovasi-inovasi baru.

Kegiatan Lomba Desain Antar Netizen yang diselenggarakan ini merupakan salah satu upaya merangsang inovasi anak muda menjalankan industri 4.0.

“Generasi muda menjadi tulang punggung kemajuan suatu bangsa. Mereka memiliki kemampuan berinovasi dan berkreativitas mengembangkan ekonomi diri bahkan bangsanya. Kreativitas sudah tentu akan mendorong inovasi yang menciptakan nilai tambah lebih tinggi,” kata Siti.

Dia juga menyatakan, Kontribusi ekonomi kreatif pada perekonomian nasional memang nyata. Nilai tambah yang dihasilkan ekonomi kreatif juga mengalami peningkatan setiap tahun.

Pertumbuhan sektor ekonomi kreatif sekitar 5,76 persen, artinya berada di atas pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih, pertambangan dan penggalian, pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan, jasa-jasa dan industri pengolahan.

Di bidang IT, hingga 2020, potensi industri aplikasi, game hingga Internet of Things (IoT) di Tanah Air misalnya, diproyeksikan bisa mencapai USD130 miliar atau senilai Rp1.734 triliun.

“Besarnya potensi ini tentu harus dimanfaatkan oleh para pelaku ekonomi digital, agar Indonesia bisa menjadi tuan di negeri sendiri,” kata dia.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat