Bidik Bisnis Remitansi, BRI Bukukan Rp 218 Triliun - News
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk semakin gencar membidik bisnis pengiriman uang dari luar negeri atau remitansi. Gencarnya perseroan ke bisnis remitansi karena potensi yang besar, yakni dapat meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) serta pendapatan dari jasa pengiriman atau fee based income.
Sampai dengan Mei 2019 Bank BRI mencatatkan total volume transaksi remitansi sebesar Rp 218 triliun. Nilai ini tumbuh sebesar 14 % secara year on year (yoy).
Corporate Secretary Bank BRI Bambang Tribaroto mengatakan, transaksi tersebut menghasilkan komisi atau Fee Based Income (FBI) sebesar Rp 41,6 miliar.
"Hingga Mei 2019 transaksi Incoming TKI dari Malaysia menjadi penyumbang terbesar fee based remitansi BRI yang nilainya mencapai Rp 17,01 miliar dengan volume remitansi Rp 5,08 triliun," imbuhnya.
FBI Incoming Remittance dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) mempunyai porsi paling besar. Sampai Mei 2019 Bank BRI mencatatkan FBI sebesar Rp 34,16 milyar dengan total volume transaksi Rp 12,79 triliun yang berasal dari TKI di berbagai negara. Malaysia, Taiwan, Korea, Jepang, Hongkong, Taiwan, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.
Perseroan optimistis pasar remitansi masih memiliki prospek bisnis yang cukup bagus tahun ini dan diproyeksikan dapat terus tumbuh siginifikan.
“Dengan jaringan counterpart di luar negeri dan jaringan unit kerja yang tersebar luas, kami yakin bisa mencatatkan pertumbuhan fee based income dari remitansi mencapai Rp 140 miliar di akhir tahun ini,” jelas Bambang.
Saat ini terdapat 9.545 outlet yang terdapat di 69 Counterpart Bank BRI yang tersebar di berbagai negara. Negara-negara tersebut antara lain Amerika Serikat, Qatar, Bahrain, Singapura, Brunei, Kuwait, Yordania, Australia, Timor Leste, serta negara-negara yang merupakan kantong TKI yakni Malaysia, Taiwan, Korea, Jepang, Hongkong, Taiwan, Uni Emirat Arab, Arab Saudi. (*)
Terkini Lainnya
Gencarnya Bank BRI ke bisnis remitansi disebabkan potensinya yang besar, yakni dapat meningkatkan dana pihak ketiga (DPK)
Ini Cara Pertamina Dorong Daya Saing Ratusan Usaha Mikro dan Kecil di 3 Wilayah
BERITA TERKINI
berita POPULER
Pasca-Merger, Pelindo Masih Menanggung Utang Rp 49,87 Triliun
Bappenas: Kerugian Akibat Food Loose dan Food Waste Rp 551 Triliun Per Tahun
Produk China Masuk Indonesia Bakal Kena Bea Masuk 200 Persen, Ini Sikap Pengusaha
Jeda Siang, IHSG Menguat ke Posisi 7.144 Dikerek Sektor Saham Industri dan Transportasi
Pendapat Apindo Tentang Rasionalisasi Karyawan Pasca Merger Tokopedia-Tiktok