androidvodic.com

Jokowi: Kalau Bapak Ibu Sarapan Nasi Goreng Setiap Pagi, Saya Sarapan Angka - News

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku bahwa setiap hari 'sarapan' angka-angka berisi laporan tentang perkembangan kondisi ekonomi di Indonesia.

Hal itu disampaikan Presiden dalam Penyaluran Dana Bergulir untuk Koperasi dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional, di Istana Negara, Kamis, (23/7/2020).

"Saya senang karena setiap hari saya itu dapat angka-angka. Setiap pagi sarapannya angka. Kalau bapak ibu mungkin sarapannya nasi goreng atau roti kalau saya sarapannya angka-angka setiap hari," kata Presiden.

Baca: Jokowi: Kuartal II Pertumbuhan Ekonomi akan Jatuh Minus, Kita Harus Ngomong Apa Adanya

Dari laporan yang ia baca, menurut Presiden  pertumbuhan ekonomi sudah mulai membaik.

Sejumlah sektor mulai bergeliat, salah satunya sektor konsumsi.

"Artinya mungkin peredaran uang yang ada di bawah karena ada BLT Desa, ada Bansos tunai, ada Bansos Sembako itu akan sangat mempengaruhi daya beli dan konsumsi rumah tangga, konsumsi masyarakat," katanya.

Selain itu, menurut Presiden, ekspor juga naik dibanding periode Mei dan Juni.

Momentum dan kondisi tersebut menurut Presiden harus dijaga dan ditingkatkan.

"Momentum-momentum ini jangan kita lewatkan. Koperasi juga sama. Saya ingin agar indikator-indikator yang tadi saya sampaikan itu juga diikuti gerakan koperasi secepat-cepatnya juga memberikan dorongan pinjaman kepada para pelaku-pelaku usaha terutamanya pelaku UMKM," pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa kondisi sekarang ini sangatlah sulit.

Pemerintah selain harus mengendalikan penyebaran Covid-19 juga harus menahan dampak ekonomi yang ditimbulkan.

"Kita tahu semuanya keadaan sekarang adalah keadaan yang tidak mudah. Keadaan yang sangat sulit bagaimana mengendalikan Covid-19 dan ekonomi ini supaya berjalan beriringan, bukan hal yang mudah," kata Presiden.

Presiden mengatakan bahwa perkembangan ekonomi global sangat dinamis.

Prediksi pertumbuhan ekonomi berubah-ubah karena kondisi yang tidak menentu. Misalnya pada tiga bulan lalu ia menelpon Managing Director IMF Kristalina Georgieva yang menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi dunia akan minus 2,5 persen dari sebelumnya plus 3 sampai 3,5 persen.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat