Konsumsi Listrik Sektor Pertanian Tertinggi Selama Pandemi - News
Laporan Wartawan News, Yanuar Riezqi Yovanda
News, JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyatakan, terjadi peningkatan konsumsi listrik sektor pertanian jadi yang tertinggi selama pandemi corona atau Covid-19.
Direktur Niaga dan Pelayanan Pelanggan PLN Bob Saril mengatakan, pertumbuhan konsumsi listrik di sektor pertanian jadi yang tertinggi, meski pertumbuhan ekonomi kuartal II minus 5,32 persen.
"Pertanian tumbuh 16 persen pada kuartal II, ekonomi minus 5 Persen. Ini kita dorong terus, PLN harus hadir disitu," ujarnya di Kantor Pusat PLN, Jumat (4/9/2020).
Menurutnya, perseroan mendorong petani tidak hanya untuk meningkatkan produksi besar, tapi juga bisa menghemat energi dengan menggunakan listrik.
Baca: Syarat UMKM dan IKM Dapat Diskon Tambah Daya 75 Persen dari PLN
Baca: Tiga Sepeda Lipat Listrik Baru Berdesain Futuristik Besutan Ducati
"Di samping itu, kita kurangi diesel, bahan bakar minyak. Pakai listrik bisa ada penghematan 60 persen," kata Bob.
Sementara itu, Bob menjelaskan, pertumbuhan konsumsi listrik nomor dua setelah pertanian sekira 9 persen hingga 12 persen.
"Listrik rumah tangga kita perhatikan ada kenaikan 9 persen hingga 12 persen. Kemudian, untuk industri sudah naik dari April dan Mei, tapi belum mencapai sebelum pandemi Covid-19," pungkasnya.
Terkini Lainnya
Pertumbuhan konsumsi listrik nomor dua setelah pertanian sekira 9 persen hingga 12 persen.
Menko Perekonomian Paparkan Arahan Presiden soal Pemutihan 3,3 Juta Lahan Sawit Ilegal
BERITA TERKINI
berita POPULER
Industri TPT Rontok Akibat Produk Impor Jadi, Kemenperin Salahkan Persetujuan Impor Kemendag
Menperin Penasaran Isi Muatan 26.000 Kontainer Mandek di Pelabuhan, Ini Kata Anak Buah Sri Mulyani
Menkeu Sri Mulyani Bakal Buka Blokir Anggaran Kementerian Rp 50,14 Triliun, Ini Alasannya
Nada Suara Meninggi, Mendag Zulkifli Hasan Ngaku Jengkel Permendag 8 Selalu Diminta Direvisi
Harga Motor Honda Matic Periode Juli 2024 Dijual Naik: Scoopy Sporty Melonjak Jadi Rp 22.525.000