Bisnis Jasa Logistik Tumbuh, Tapi Tarifnya Masih Mahal - News
Laporan Wartawan Tribunnews, Sanusi
News, JAKARTA - Lonjakan pertumbuhan bisnis jasa logistik masih disertai dengan tarif kiriman yang mahal. Hal itu dikatakan Founder dan CEO Trawlbens Beni Syarifudin.
Berdasarkan data yang dilansir oleh perusahaan konsultan bisnis RedSeer, pertumbuhan bisnis jasa logistik selama pandemi Covid-19 pada 2020 lalu mencapai 100 persen.
Bahkan, pertumbuhannya mencapai puncak tertinggi pada September 2020, sebesar hampir 400 persen.
Beni menjelaskan, saat ini biaya logistik di Indonesia, terutama kabupaten atau daerah tingkat dua masih terlalu mahal. Hal ini, tambah Beni, mengakibatkan para pelaku UMKM di berbagai daerah sulit bersaing.
Beni mengatakan, ongkos kirim barang dari China ke Indonesia cuma Rp 9.000/kg. Tapi, ongkos kirim dari Jakarta ke Makassar bisa mencapai Rp 30 ribu/kg. Bahkan, dari Jakarta ke Manado bisa mencapai Rp 60 ribu/kg.
"Ini kan aneh. Bagaimana mungkin UMKM bisa bersaing dan berkembang dengan ongkos kirim yang begitu mahal?” kata Beni.
Baca juga: Ekososistem E-Commerce Tumbuh, Kiriman Paket SiCepat Tembus 1,4 Juta Per Hari
“Tanpa perbaikan biaya logistik yang signifikan, UMKM yang menjadi penopang ekonomi nasional tidak mungkin tumbuh dan pulih dari krisis ekonomi sebagai dampak pandemi covid-19,” ucapnya.
Baca juga: Bisnis Logistik Berbasis Teknologi Anteraja Kini Jadi Lumbung Pendapatan Baru Bagi ASSA
Karena itulah TrawlBens hadir, memberikan layanan dan harga yang benar-benar murah. Tujuannya, agar masyarakat dan pelaku UMKM bisa bersaing, berkembang maju dan kemudian mampu menciptakan ribuan lapangan kerja.
Pengiriman berbasis aplikasi
Trawlbens merupakan start up kargo pertama di Indonesia yang menghadirkan layanan pengiriman berbasis teknologi digital paling lengkap ke seluruh Indonesia.
Aplikasi baru dari perusahaan ini merupakan layanan logistik di Indonesia yang terlengkap dan mengutamakan tarif paling murah.
“Sudah saatnya sektor logistik di Indonesia memulai revolusi layanan berbasis teknologi. Tren digitalisasi menjadi keniscayaan yang tidak bisa dihindari,” ujar Beni.
Baca juga: Een Bahagia 15 Tahun Jadi Agen JNE, dari Tak Punya Kini Jaya dengan 17 Armada
Menurut Beni, dengan aplikasi, pengguna dan mitra bisa menikmati layanan logistik yang lengkap dengan cara yang sangat mudah, dan paling murah.
Terkini Lainnya
Lonjakan pertumbuhan bisnis jasa logistik di Indonesia masih disertai dengan tarif kiriman yang mahal.
BERITA TERKINI
berita POPULER
BTN: Spin-Off Unit Usaha Syariah Rampung di Semester I Tahun Depan
Soal Bea Masuk Produk Impor, Kemendag Libatkan KPPI dan KADI Selidiki Industri yang Terancam Ambruk
Said Iqbal: Prabowo Subianto Jangan Bikin Utang Baru, yang Jatuh Tempo Sudah Rp 800 Triliun
Mengenal Permenaker Nomor 5 Tahun 2024 tentang Sistem Informasi Pasar Kerja
5 Juta Buruh Akan Mogok Nasional Jika MK Tak Kabulkan Gugatan UU Cipta Kerja