androidvodic.com

KLHK Ajak Ormas dan Komunitas Masjid Terapkan Gaya Hidup Minim Sampah - News

Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami

News, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengajak masyarakat, terutama organisasi kemasyarakatan maupun komunitas masjid menerapkan gaya hidup minim sampah.

Direktur Pengelolaan Sampah KLHK, Novrizal Tahar mengatakan gaya hidup untuk mengurangi sampah itu dimulai dari rumah, karena persoalan sampah merupakan persoalan multidimensi yang juga membutuhkan kolaborasi elemen masyarakat.

Hal ini disampaikan Novrizal di acara webinar LDII terkait Penanganan Sampah Domestik dalam Lingkup Rumah Tangga di Masa Pandemi Covid-19 Demi Pemulihan Lingkungan dan Kelestarian Sumberdaya Alam pada Sabtu (19/6/2021).

"Bicara persoalan sampah ini bukan persoalan ringan, bukan persoalan sepele, persoalan multidimensi, termasuk persoalan social kultural," kata Direktur Pengelolaan Sampah KLHK itu, Sabtu (19/6/2021).

Persoalan sampah merupakan masalah yang serius saat ini disamping persoalan perubahan iklim.

Novrizal mengatakan berdasarkan data KLHK tahun 2015, sekitar 9,85 miliar lembar sampah kantong plastik dihasilkan setiap tahunnya dan 95 persennya berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).

Sebanyak 93 juta batang sedotan plastik juga dipakai setiap hari di Indonesia berakhir menjadi sampah tidak terolah, berdasarkan riset Divercleaneraction tahun 2017.

Baca juga: KLHK: Ada Lebih Dari 35 Kejadian Kedaruratan Limbah B3 di Indonesia Setiap Tahun

Borelle et al., dalam bukunya tahun 2020 juga menyatakan jumlah sampah plastik ke laut diprediksi masih akan mencapai hingga 53 juta metrik pertahun.

"Beberapa waktu lalu pernah ditemukan bungkus mie instan tulisan ulang tahun Indonesia ke-50 ditemukan di tahun ulang tahun ke-75 bentuknya masih sama. Sampah plastik ini tidak berubah," ujarnya.

Sampah juga menjadi ancaman bagi keanekaragaman hayati.

Pada tahun 2018, sebanyak 5,9 kg sampah plastik ditemukan di dalam perut seekor paus yang mati terdampar di Wakatobi.

Mirisnya, sampah di dalam tubuh paus tersebut terdiri dari tali rafia, botol plastik, gelas plastik, kantong plastik hingga sandal jepit milik manusia.

Di masa pandemi covid-19, sampah plastik kondisinya menjadi lebih berat karena banyak masyarakat yang berbelanja online.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat