androidvodic.com

Kemenperin Ungkap Masa Depan Kendaraan Listrik Tergantung Pada Inovasi Baterai - News

Laporan Wartawan News, Lita Febriani

News, JAKARTA - Kementerian Perindustrian terus mendorong percepatan pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dan energi baru terbarukan (EBT).

Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah yang menargetkan Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam industri otomotif global.

Baca juga: Kemenperin Didukung 9 Industri untuk Akselerasi Pertumbuhan Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kemenperin Taufiek Bawazier, mengatakan masa depan kendaraan listrik tergantung pada inovasi baterai yang saat ini cenderung tidak menggunakan bahan baku nikel, kobalt dan mangan, seperti lithium sulfur dan lithium ferro phosphor yang membuat baterai lebih murah, termasuk juga inovasi solid baterai dan pengembangan basis storage hidrogen.

Baca juga: Kemenperin Jadi Mitra Komisi VII, Legislator Golkar : Catatan Sejarah Baru bagi DPR 2019-2024

"Dengan demikian kita harus mengantisipasi perkembangan ini karena akan membawa dampak pada baterai yang lebih murah, energi yang dihasilkan lebih tinggi dan waktu pengisian yang singkat," tutur Taufiek, Kamis (24/6/2021).

Teknologi disruptive battery yang mengindikasikan ketersediaan nikel, mangan dan kobalt melimpah tidak menjamin produksi baterai yang mengandalkan material ini akan berhasil.

Pertimbangan biaya dan kemampuan storage dari material baru juga harus diantisipasi.

Pengembangan industri baterai juga perlu didukung dengan industri daur ulang.

Baterai yang nantinya akan menjadi limbah memerlukan penanganan yang komprehensif, antara lain dengan daur ulang agar proses pemurnian dapat dilakukan.

"Limbah baterai, serta beberapa jenis scrap dari paduan nikel sangat memungkinkan untuk didaur ulang sehingga dihasilkan beberapa jenis produk yang bernilai tinggi," jelas Taufiek.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat