androidvodic.com

Kemenperin Sebut Akses Pasar Jadi Permasalahan Klasik di Industri Kecil Menengah - News

Laporan Wartawan News, Ismoyo

News, JAKARTA - Kinerja Industri Kecil dan Menengah (IKM) kerap mengalami pasang surut dan bahkan sulit berkembang.

Kementerian Perindustrian melalui Menteri Agus Gumiwang Kartasasmita membeberkan, permasalahan dari IKM ini sebenarnya sangat klasik, yakni akses pasar.

Maka dari itu, dirinya mengajak seluruh pihak terkait untuk bersinergi dan berkolaborasi.

“Kendalanya sangat klasik, market. Nah, tentu dibutuhkan sinergi dan kerja sama dengan berbagai stakeholder termasuk Pemerintah, dan kami sudah saling koordinasi,” ujar Menteri Agus dalam Rapat Kerja bersama Komisi VII, Rabu (22/9/2021).

Untuk mendorong kinerja IKM, Agus melanjutkan, Kementerian Perindustrian terus memfasilitasi para pelaku untuk dapat berpartisipasi dalam program e-Smart IKM, yang juga bekerja sama dengan beberapa marketplace.

Baca juga: Ganjar Bantu Pasarkan Produk UKM Jateng ke Jepang

Melalui program e-Smart IKM, para peserta yang terpilih akan memiliki akses digital ke marketplace global, serta berhak mendapatkan pendampingan pembangunan bisnis digital dari para ahli.

“Kami punya program e-Smart IKM, di situ kita perkenalkan teknologi. Bukan hanya proses produksinya tetapi yang paling penting adalah mereka bisa masuk ke e-commerce,” papar Agus.

“Ini baru launching 2017 tapi sudah 13 ribu industri kecil sudah kita beri pelatihan dari mulai produksi hingga digitalnya dan sudah masuk ke e-commerce,” sambungnya.

Sebelumnya, Menteri Agus juga telah meminta tambahan anggaran belanja Kementerian Perindustrian tahun anggaran 2022.

Semula, pagu anggaran Kementerian Perindustrian adalah Rp2,61 triliun, dan akhirnya disetujui oleh DPR RI sebanyak Rp250 miliar. Sehingga total Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Kementerian Perindustrian tahun anggaran 2022 adalah Rp2,86 triliun.

Baca juga: Lintasarta Berambisi Jadi Pemain Utama di Bisnis Layanan Cloud untuk Korporasi dan UKM

Tambahan anggaran dari Pemerintah ini, lanjut Menteri Agus, akan difokuskan untuk peningkatan program nilai tambah dan daya saing industri nasional.

Di dalam program tersebut, terdiri dari berbagai kegiatan. Diantaranya seperti pembangunan Indonesia Manufacturing Center, penumbuhan wirausaha baru, hingga pengembangan material center IKM.

Menteri Agus juga mengatakan, penambahan anggaran ini diharapkan dapat menumbuhkan para wirausaha baru.

“Kegiatan yang kita perkuat khususnya dari penambahan anggaran Rp250 miliar ini, hampir sebagian besar kita alokasikan untuk wirausaha baru,” papar Agus.

“Karena, semakin banyak di negara muncul entrepreneur-entrepreneur, itu juga akan membantu mempercepat mendorong pertumbuhan ekonomi,” pungkasnya.
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat