androidvodic.com

Menkeu AS Kumpulkan CEO Perusahaan Finansial, Bahas Risiko Gagal Bayar Utang Pemerintah - News

Laporan Wartawan News, Ismoyo

News, JAKARTA - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memanggil para pemimpin perusahaan finansial besar dalam beberapa hari terakhir.

Hal tersebut dilakukan Yellen terkait meminta bantuan mereka dalam dukungan untuk menekan Partai Republik agar mendukung menaikkan atau menangguhkan plafon utang.

Baca juga: Bicara Utang Pemerintah, DPR Ingatkan Akan Jadi Beban Berat di Masa Mendatang

Seperti dilansir Tribunnews dari Bloomberg, Yellen menghubungi Chief Executive Officer (CEO) seperti Jamie Dimon dari JPMorgan Chase & Co., Jane Fraser dari Citigroup Inc., Charlie Scharf dari Wells Fargo & Co, Brian Moynihan dari Bank of America Corp. dan seorang pejabat senior di Goldman Sachs Group Inc.

Seruan itu adalah tanda terbaru dari meningkatnya tekanan pada pemerintah AS untuk mencegah potensi krisis jika tidak lagi dapat meminjam uang untuk membayar tagihannya.

Dewan Perwakilan Rakyat AS pada hari Selasa meloloskan RUU yang akan menangguhkan plafon utang selama lebih dari satu tahun, tetapi langkah itu hampir pasti gagal di Senat.

Baca juga: Risiko Gagal Bayar Bisa Picu Krisis Keuangan, Menkeu AS Kembali Dorong Kongres Naikkan Batas Utang

Yellen mengatakan Departemen Keuangan dapat menghabiskan kapasitasnya untuk membayar kewajiban AS sekitar bulan Oktober.

Jika RUU DPR AS gagal, Demokrat dapat memilih untuk menaikkan plafon utang melalui prosedur jalur cepat yang tidak memerlukan dukungan Partai Republik.

Orang-orang yang mengetahui panggilan itu mengatakan, Yellen meminta para eksekutif untuk berbicara secara terbuka tentang masalah ini.

Seorang juru bicara Departemen Keuangan menolak berkomentar, seperti yang dilakukan JPMorgan, Citigroup dan Bank of America. Goldman Sachs dan Wells Fargo tidak segera berkomentar.

Seperti diinformasikan sebelumnya, Janet Yellen telah memperingatkan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi terkait risiko gagal bayar utang yang dapat memiliki konsekuensi drastis bagi pasar keuangan.

Gubernur Bank Sentral AS, Janet Yellen
Menteri Keuangan Amerika Serikat, Janet Yellen (Reuters)

Ia pun mendesak Kongres untuk menaikkan batas plafon utang sesegera mungkin.

Dikutip dari laman CNBC, Rabu (15/9/2021), Yellen kembali mengulangi pernyataannya bahwa anggota parlemen memiliki waktu hingga Oktober mendatang, sebelum Kementerian Keuangan mengoptimalkan upayanya untuk mencegah apa yang disebut sebagai risiko gagal bayar utang dalam sejarah AS.

"Penundaan yang mempertanyakan kemampuan pemerintah federal untuk memenuhi semua kewajibannya, kemungkinan akan menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada ekonomi AS dan pasar keuangan global," kata Yellen kepada Pelosi, dalam sebuah surat yang dibuat.

Yellen pun kembali menekankan bahwa DPR AS harus segera mengambil langkah untuk mengatasi hal ini.

"Kami telah belajar dari kebuntuan batas utang masa lalu, bahwa menunggu hingga menit terakhir untuk menunda atau meningkatkan batas utang dapat menyebabkan kerugian serius bagi bisnis dan kepercayaan konsumen, meningkatkan biaya pinjaman jangka pendek bagi pembayar pajak, dan berdampak negatif pada peringkat kredit AS," tegas Yellen.

Sebagian besar Ekonom juga menilai bahwa risiko gagal bayar utang AS dapat memicu penurunan ekonomi yang parah dan biaya pinjaman pun melonjak di seluruh sektor perekonomian Amerika.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat