androidvodic.com

Cerita Bukalapak Sempat Jadi Incaran Investor, Kini Harganya Melorot Dari Rp 1.060 ke Rp 430 - News

News, JAKARTA -- Initial Public Offering (IPO) PT BUkalapak Tbk (BUKA) menjadi salah satu proses IPO perusahaan e-commerce unicorn asal Indonesia yang cukup sensasional.

Betapa tidak, saat itu banyak investor pasar modal yang mengincar sahamnya dan harganya pun sempat melambung.

Saat melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Agustus 2021, saham dengan kode emiten BUKA tercatat sempat menguat sampai 210 poin atau 24,71 persen ke level Rp 1.060 per saham dari sebelumnya pada harga pembukaan di level Rp 850 per saham.

Namun kini, harga saham BUKA terus merosot dalam. Harganya kini bahkan sudah turun separuhnya dibandingkan saat pencatatan saham perdana.

Baca juga: Menko Luhut Sanjung Eks Bukalapak Rachmat Kaimuddin Rela Tinggalkan Private Sector Demi Negara

Investor yang memborong saham Bukalapak tak lepas euforia pencatatan saham perdana perusahaan tersebut sebagai e-commerce unicorn pertama di Indonesia.

Dikutip dari Kompas.com, BEI menyebutkan bahwa Bukalapak menjadi perusahaan ke-28 yang melakukan IPO di tahun 2021. Bahkan, sebanyak 96.000 investor antusias mengikuti pelaksanaan IPO Bukalapak.

Saham Bukalapak terus anjlok Setelah mencapai harga tertingginya, saham Bukalapak terus merosot dari hari ke hari.

Tak jarang, saham BUKA seringkali mentok sampai batas auto reject bawah (ARB). Harga sahamnya terus menjauhi level saat IPO di harga Rp 850 per lembarnya.

Karena itu, BEI selaku regulator harus melakukan suspensi alias penghentian sementara perdagangan saham Bukalapak.

Baca juga: Direktur Utama Mengundurkan Diri, Bagaimana Prospek Saham Bukalapak?

Suspensi dilakukan BEI karena alasan seperti pergerakan harga, volume, frekuensi transaksi dan atau pola transaksi yang tidak biasa dari saham tertentu.

Selain dihajar sentimen negatif kiri kanan di pasar modal, reputasi Bukalapak juga terus memburuk seperti laporan keuangan yang merugi.

Perusahaan ini mulai ditinggal para pendirinya.

Ada pula anggapan emiten ini semakin kalah bersaing dibanding kompetitor e-commerce terbesar di Indonesia saat ini, yakni Shopee dan Tokopedia.

Jika ditarik secara historis, saham BUKA bahkan sudah terkoreksi sejak perdagangan 22 November 2021 secara berturut-turut alias tanpa terputus.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat