androidvodic.com

Laporan Wartawan News, Seno Tri Sulistiyono

News, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno menilai kriris pasokan batubara untuk pembangkit listrik milik PLN, harus dijadikan momen pendorong semua pihak mengubah ke energi baru terbarukan (EBT).

"Momentum ini harus menjadi katalisator untuk melakukan diversifikasi sumber energi dari fosil ke energi terbarukan dan energi transisi (gas)," kata Eddy saat dihubungi, Rabu (5/1/2022).

Menurutnya, hal tersebut harus dilakukan agar ke depan tidak ada lagi ketergantungan energi fosil seperti batubara.

Baca juga: Bahas Masalah Batubara, Erick Thohir Langsung Telepon Direktur Bukit Asam dan Kumpulkan Direksi PLN

"Jadi cita-cita kemandirian energi nasional dapat terealisasi," ucap Eddy.

Eddy mendukung langkah pemerintah melarang ekspor batubara secara sementara, karena bagaimanapun wajib mendahulukan kepentingan nasional agar pasokan listrik tersedia.

"Beri sanksi tegas kepada mereka yang tidak memenuhi DMO atau masih sembunyi-sembunyi melakukan ekspor," paparnya.

Baca juga: Dua Direkturnya Terpapar Covis-19, PLN Pastikan Layanan Tetap Maksimal

Sebulumnya, PT PLN (Persero) berupaya memenuhi pasokan batubara untuk pembangkit listrik dalam menghindari potensi padamnya listrik 10 juta pelanggan PLN.

Hingga Senin (3/1/2022), PLN mencatat telah mendapatkan tambahan komitmen pasokan batubara untuk Januari 2022 sebesar 3,2 juta ton dari total rencana 5,1 juta ton.

Baca juga: Dirut dan Satu Direksi PLN Terpapar Covid-19

"Namun PLN menegaskan bahwa masa kritis ini belum terlewati," kata Executive Vice President Komunikasi Korporat dan TJSL PLN Agung Murdifi.

Dengan kondisi pasokan yang belum sepenuhnya aman, kata Agung, PLN akan memprioritaskan penyaluran batu bara bagi pembangkit-pembangkit listrik dengan level Hari Operasi-nya (HOP) rendah.

"Pengiriman dan pembongkaran batu bara yang dilakukan PLN telah dilakukan dengan cepat, efisien dan efektif untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan," paparnya.