androidvodic.com

Saham Dwiwarna di BSI Bisa Jadi Booster Industri Keuangan Syariah - News

Laporan Wartawan News, Ismoyo

News, JAKARTA - Pemerintah berencana memasukan saham Seri A Dwiwarna ke PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) sehingga statusnya menjadi BUMN semakin meyakinkan harapan masyarakat atas penguatan industri keuangan syariah di Indonesia.

Saham Seri A Dwiwarna adalah saham khusus milik Negara Republik Indonesia yang memberikan hak istimewa kepada pemegang sahamnya.

Hak yang melekat pada saham itu adalah menyetujui persetujuan rapat umum pemegang saham (RUPS), menyetujui perubahan Anggaran Dasar Perusahaan, mengusulkan calon anggota direksi dan dewan komisaris, dan juga menyetujui perubahan permodalan perusahaan.

Mengutip laporan keuangan perseroan per Desember 2021, saham BSI saat ini dimiliki PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sekitar 50,83 persen.

Baca juga: Bank Syariah Indonesia Raih Penghargaan Mobile Banking Syariah Terbaik

Kemudian PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI sekitar 24,85 persen, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI sekitar 17,25 persen. Selanjutnya pemegang saham lain di bawah 5 persen termasuk publik sebesar 7,08 persen.

Anggota Komisi XI DPR RI, Puteri Anetta Komarudin mengatakan, rencana dari pemerintah tersebut akan menjadi booster industri keuangan syariah nasional.

Baca juga: Wapres Beberkan Empat Kunci Optimalkan Performa Industri Asuransi Syariah

Pasalnya, industri keuangan syariah di Indonesia telah berkembang dengan cepat dalam beberapa waktu terakhir.

Akan tetapi pangsa pasarnya masih tergolong sangat rendah, atau hanya sekitar 10 persen.

Jumlah tersebut sudah lebih baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yakni sekitar 9 persen.

Akan tetapi mengingat Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, total aset keuangan syariah saat ini masih terbilang sangat kecil.

Baca juga: Tahun Lalu, BTPN Syariah Kucurkan Pembiayaan Ultramikro Rp 10,44 Triliun

Sebagai contoh, pangsa pasar industri keuangan syariah di Malaysia mencapai sekitar 30 persen. Sementara itu negara di Timur Tengah berada di level lebih dari 60 persen.

“Dari total aset keuangan syariah di Indonesia, didominasi oleh pasar modal, sedangkan perbankan hanya memiliki market share sekitar 6 persen,” kata Puteri.

Oleh karena itu strategi pemerintah dalam hal ini Kementerian BUMN melebur tiga bank syariah anak usaha bank pelat merah pada awal 2021 lalu patut diapresiasi.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat