Jubir Wapres Ma'ruf Bantah Pernyataan REI Tentang Desakan Penundaan Merger BTN Syariah dan BSI - News
Laporan wartawan News, Fahdi Fahlevi
News, JAKARTA - Juru Bicara Wakil Presiden RI Masduki Baidlowi membantah pemberitaan media yang menyebutkan Wapres Ma'ruf Amin meminta merger BTN Syariah dan BSI ditunda.
Masduki mengungkapkan setelah ditelisik informasi tersebut bersumber dari rilis yang diproduksi humas DPP Real Estat Indonesia (REI).
"Unit Usaha Syariah BTN tetap dipertahankan di BTN, tidak di-spin off, itu kepentingannya REI, itu harapannya REI, bukan permintaan Wapres," ujar Masduki melalui keterangan tertulis, Rabu (25/5/2022).
Saat menerima DPP REI, Selasa (24/5/2022), Masduki memastikan tidak ada pernyataan Wapres meminta menunda rencana merger Unit Usaha Syariah (UUS) BTN dengan bank syariah lain.
Menurut Masduki, Ma'ruf Amin hanya memberi respons normatif terhadap situasi belum ideal yang dilaporkan REI.
Baca juga: Usulan Ketua OJK kepada Bank Syariah yang Kekurangan Modal Spin Off
"Jangan juga, audiensi dengan Wapres dipakai untuk tameng kepentingan REI," tutur Masduki.
Dan pandangan Wapres dalam pertemuan tersebut bersifat internal, tidak untuk dijadikan konsumsi publilk. "Dalam berbagai pidatonya, Wapres selama ini mendorong konsolidasi perbankan syariah," kata dia.
Baca juga: BSI dan Ayoconnect Jajaki Kerjasama Open Banking
Masduki menyatakan, hari ini juga Ketua Umun REI telah menarik rilis kemarin, dan menegaskan, tidak benar Wapres minta menunda rencana penggabungan UUS BTN dan BSI.
Terkini Lainnya
Masduki Baidlowi membantah pemberitaan media yang menyebutkan Wapres Ma'ruf Amin meminta merger BTN Syariah dan BSI ditunda.
Tantangan Koperasi dan UMKM Memasuki Revolusi Industri 5.0, Ini Komitmen PDIP
BERITA REKOMENDASI
BERITA TERKINI
berita POPULER
Pengusaha Mal Nilai Peraturan Pembatasan Impor RI Tak Mampu Tangani Masalah Sesungguhnya
Tingkatkan Produksi Migas Nasional, Kepala SKK Migas Inspeksi Langsung Proyek FPSO Marlin Natuna
Tren Pembobolan Data, Ini Jurus BNI Pastikan Keamanan Para Nasabah
Soal Rencana Bea Masuk 200 Persen, Mendag Sebut Masih Dihitung, Bisa 50 Persen
Mendag Sebut 7 Industri yang Jadi Perhatian Khusus