Bursa Saham Asia-Pasifik Mayoritas Naik Setelah The Fed Menaikkan Suku Bunga - News
Laporan Wartawan News, Nur Febriana Trinugraheni
News, SINGAPURA - Bursa saham di Asia Pasifik sebagian besar naik pada perdagangan hari ini, Kamis (28/7/2022), menyusul keputusan Federal Reserve AS (The Fed) untuk menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk memerangi inflasi yang tinggi.
Dikutip CNBC, bursa saham Australia memimpin kenaikan di kawasan ini, dengan indeks S&P/ASX 200 naik 0,82 persen.
Indeks Kospi Korea Selatan melambung sebesar 0,81 persen, sementara indeks Kosdaq melonjak 0,36 persen.
Baca juga: Pekan Membara Buat IHSG, Investor Nunggu Keputusan Kenaikan Suku Bunga The Fed
Bursa saham di China Daratan juga mengalami kenaikan pada perdagangan hari ini. Indeks Shanghai Composite naik 0,57 persen, dan indeks Shenzhen Component melonjak 0,69 persen lebih tinggi.
Indeks Nikkei 225 Jepang melambung 0,22 persen, sedangkan indeks Topix bergerak datar pada perdagangan hari ini.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,59 persen.
Baca juga: The Fed Resmi Naikkan Suku Bunga Lagi 75 Bps, Analis: Bikin Investor Optimis
Sedangkan bursa saham Hong Kong tergelincir pada perdagangan hari ini. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,56 persen menyusul kenaikan suku bunga The Fed.
The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin untuk kedua kalinya, menandai langkah terbaru The Fed dalam upayanya untuk mengurangi tekanan inflasi yang tinggi.
“Ketika sikap kebijakan moneter semakin ketat, kemungkinan akan menjadi tepat untuk memperlambat laju kenaikan sementara kami menilai bagaimana penyesuaian kebijakan kumulatif kami mempengaruhi ekonomi dan inflasi,” ujar Ketua The Fed, Jerome Powell.
Menurut alat FedWatch CME Group, ekspektasi untuk kenaikan suku bunga The Fed sebesar 50 basis poin di bulan September sekitar 66 persen. Sementara The Fed mengungkapkan komitmennya untuk terus melawan inflasi.
Powell juga mengatakan, dia tidak berpikir saat ini AS berada di dalam resesi. Namun kepala investasi kredit global di perusahaan manajemen investasi Pimco, Mark Kiesel mengatakan risiko resesi telah meningkat.
“Inflasi tinggi yang terus-menerus tidak diragukan lagi menyebabkan bank sentral global harus berputar. Dan itu telah meningkatkan risiko resesi,” ujar Kiesel.
Di Australia, Biro Statistik Australia merilis data yang menunjukkan penjualan ritel untuk bulan Juni naik 0,2 persen. Para ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan laporan tersebut akan menunjukkan pertumbuhan sebesar 0,5 persen, dibandingkan dengan 0,9 persen pada bulan Mei.
The Fed Naikkan Suku Bunga
Bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve atau The Fed kembali menaikkan suku bunga sebesar 0,75 poin persentase untuk menekan inflasi tanpa menciptakan resesi.
Dengan menaikkan suku bunga pinjaman overnight di kisaran 2,25 persen hingga 2,5 persen, pergerakan pada bulan Juni dan Juli merupakan tindakan berturut-turut yang paling ketat sejak The Fed mulai menggunakan suku bunga dana overnight sebagai alat utama kebijakan moneter pada awal 1990-an.
Pasar sebagian besar sudah memperkirakan kenaikan suku bunga tersebut setelah pejabat The Fed mengirim telegram peningkatan dalam serangkaian pernyataan sejak pertemuan Juni.
Terkini Lainnya
Bursa saham di Asia Pasifik sebagian besar naik pada perdagangan hari ini, menyusul kenaikan suku bungan The Fed
Tantangan Koperasi dan UMKM Memasuki Revolusi Industri 5.0, Ini Komitmen PDIP
BERITA REKOMENDASI
BERITA TERKINI
berita POPULER
Pengusaha Mal Nilai Peraturan Pembatasan Impor RI Tak Mampu Tangani Masalah Sesungguhnya
Tingkatkan Produksi Migas Nasional, Kepala SKK Migas Inspeksi Langsung Proyek FPSO Marlin Natuna
Tren Pembobolan Data, Ini Jurus BNI Pastikan Keamanan Para Nasabah
Soal Rencana Bea Masuk 200 Persen, Mendag Sebut Masih Dihitung, Bisa 50 Persen
Mendag Sebut 7 Industri yang Jadi Perhatian Khusus