androidvodic.com

Petani Optimis Produksi Gabah Kering Giling Bakal Meningkat Tiap Tahun - News

Laporan Wartawan News, Willy Widianto

News, JAKARTA - International Rice Research Institute (IRRI) memberikan penghargaan kepada Pemerintah Indonesia atas keberhasilan mewujudkan swasembada beras dan meningkatkan ketahanan pangan nasional, di Istana Jakarta, Minggu (14/8/2022) lalu.

Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) meyakini penghargaan tersebut bisa tetap dipegang Indonesia dalam waktu lama, karena produksi Gabah Kering Giling (GKG) akan semakin naik setiap tahunnya, bahkan melebihi total produksi GKG tahun 2021 yang tercatat sebesar 54,42 juta ton GKG berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).

“Optimistis ya, saya yakin naik. Dengan catatan, yang penting pupuk tidak telat (distribusinya) dan iklim juga baik, sehingga bisa optimal. Bisa lebih dari 54 (juta ton GKG),” kata Ketua Umum KTNA, Yadi Sofyan Noor dalam pernyataannya yang diterima Tribun, Rabu (24/8/2022) malam.

Optimisme KTNA tersebut behubungan dengan program-program yang dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam meningkatkan swasembada beras, seperti ekstensifikasi lahan sawah melalui Food Estate serta intensifikasi lahan dengan mempercepat panen padi dari 3 kali setahun menjadi 4 kali setahun.

“Kita dukung (program Kementan), kalau tidak sekarang kapan? Harus dilakukan,” katanya.

Baca juga: Kata Petani Soal Food Estate: Produksi Bertambah Tapi Akses Air Susah

Sementara itu, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) memberikan beberapa masukan bagi Kementan sebagai bisa mempertahankan penghargaan dari IRRI.

“Pertama, membatasi laju konversi sawah dengan menerapkan UU No. 40 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan,” kata Sekjen HKTI, Sadar Subagyo.

Kedua, lanjutnya, membuka sawah-sawah baru atau ekstensifikasi.

Ketiga, melakukan penyehatan sawah di Jawa dengan pemberian pupuk berimbang antara pupuk organik, kimia dan hayati.

“Lebih baik biaya subsidi pupuk atau input dialihkan untuk subsidi harga gabah atau output, sehingga petani dapat memperoleh net profit (laba bersih) minimal 30 persen,” katanya.

Baca juga: Presiden Jokowi Luncurkan Program Taksi Alsintan Kementan untuk Kemandirian Petani

Berikutnya adalah melakukan tata ulang proses bisnis perpadian sehingga memberikan keuntungan memadai untuk petani.

“Juga, didorong agar petani dapat menjual beras,” katanya. 

Menurutnya, bila keuntungan dari usaha pertanian meningkat maka akan memicu banyak orang Indonesia untuk menjadi petani.

“Menurut kami yang juga harus dilakukan bukan hanya menaikkan produktivitas, tapi profit juga dinaikkan,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras Indonesia (Perpadi), Sutarto Alimoeso.

“Tantangan lainnya agar ketersediaan pangan produksi dalam negeri meningkat, tentunya harga produk pangan seyogyanya bukan asal murah tetapi harga wajar, sehingga petani bisa sejahtera,” katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat