androidvodic.com

Relawan Jokowi: Sebaiknya Presiden Menunda Kenaikkan Harga BBM Bersubsidi - News

News, JAKARTA - Pemerintah dikabarkan akan menaikkan harga BBM, khususnya BBM bersubsidi dalam waktu dekat.

Pasalnya, Pemerintah menilai subsidi untuk BBM terlalu besar selama ini.

Ketua Umum Relawan Jokowi (RèJO) Darmizal mengkritik usulan kenaikan harga BBM itu.

Ia pun meminta sebaiknya Presiden Jokowi menunda kenaikkan harga BBM bersubsidi.

"Menaikkan harga BBM bersubsidi saat ini lebih banyak mudhorat dari pada manfaatnya," kata Darmizal, di Jakarta, Sabtu (27/8/2022).

Menurut Darmizal, ada empat alasan kenapa Presiden sebaiknya menunda kenaikkan harga BBM bersubsidi.

Pertama, harga minyak dunia saat ini menunjukkan trend menurun, tidak naik.

Ketika harga minyak dunia mulai turun, maka pemerintah dapat melakukan strategi menekan dibiaya produksi. 

"Langkah itu bisa dilakukan, umpamanya dengan cara pembelian minyak mentah langsung oleh Pemerintah, bukan oleh pertamina atau pihak ketiga. Selama ini, biaya produksi minyak dalam negeri lebih mahal dari biaya produksi minyak Malaysia," ucapnya.

Kedua, kata Darmizal, Presiden telah berlaku sangat bijak, dengan menginstruksikan Kementerian BUMN dan Perhubungan untuk menunda kenaikan harga tiket pesawat Garuda dan pesawat swasta nasional. 

Ini dilakukan Presiden guna menekan laju inflasi yang sekarang berada dilevel 4,95 persen.

Jika harga tiket naik dan harga BBM naik, maka harga harga aneka barang akan bergerak naik. 

Sementara pendapatan masyarakat belum mengalami peningkatan. Hal ini tentu dapat memicu kenaikan inflasi diatas 6 peren. 

"Kebijakan Presiden terkait harga tiket ini, jangan sampai tereduksi oleh keputusan yang bertolak belakang," ucapnya.

Baca juga: Kabar Soal Rencana Kenaikan Harga BBM Terus Disorot, Pemerintah Disarankan Lakukan Hal Ini

Lalu, ketiga, pertumbuhan ekonomi yang sudah baik saat ini perlu dipertahankan, khususnya menjelang pertemuan Pemimpin G20 bulan November mendatang di Bali. 

Dimana, ini adalah event sangat penting bagi Indonesia dengan menampilkan iklim pertumbuhan ekonomi positif.

"Keempat pengalaman kita masyarakat Indonesia yang sudah melek politik, melihat dan mengetahui bahwa hampir setiap menjelang pemilu, BBM selalu mengalami kenaikan," ucapnya.

"Menurut hemat saya, kondisi ini kurang menguntungkan bagi PDIP yang menjadi lokomotif partai koalisi Jokowi Amin dan sebagai partai wong cilik yang selama ini menjadi garda terdepan pembela kaum tertindas. Jika BBM Subsidi naik, maka PDIP bisa babak belur dihajar partai yang beda pilihannya pada pemilu 2024 mendatang," jelasnya.
 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat