androidvodic.com

Bandara di Indonesia Fasilitasi WNI Keluar Negeri, tapi Belum Berhasil Undang WNA masuk ke Indonesia - News

Laporan Wartawan News, Dodi Esvandi

News, MEDAN - Pengamat industri penerbangan, Alvin Lie mengungkapkan, hampir semua bandara di Indonesia, kecuali Bandara I Gusti Ngurah Rai di Denpasar, Bali, mengalami penurunan kedatangan Warga Negara Asing (WNA).

Termasuk Bandara Kualanamu di Deli Serdang, Sumatera Utara,

Dari pengamatan Alvin, persentase warga negara Indonesia (WNI) yang berangkat ke luar negeri dari Bandara Kualanamu jauh lebih besar dibandingkan warga negara asing (WNA) yang datang ke Indonesia melalui Bandara Kualanamu.

Baca juga: Tahun Ini, Bandara Kualanamu Targetkan Ada Rute Penerbangan Langsung ke India

“Statistik dari 2015 hingga 2022, dan pertengahan tahun, Medan ini trafik internasionalnya terbesar ketiga di Indonesia setelah Soekarno-Hatta dan I Gusti Ngurah Rai,” ungkap Alvin saat menjadi pembicara dalam acara National Seminar on Kualanamu as an International Hub in ASEAN:Challenges and Realization, di Medan, Selasa (20/9/2022).

“Yang menarik adalah jumlah penumpang yang keluar masuk Medan ini selama kurun 7 tahun itu sekitar 10 juta. Tapi persentasenya itu 80 persen adalah WNI. WNA-nya hanya 20 persen. Ini terjadi tidak hanya di Medan, tapi hampir di semua bandara di Indonesia, kecuali Bandara I Gusti Ngurah Rai di Denpasar. Itu penumpangnya didominasi oleh warga negara Indonesia,” tambahnya.

Dengan pola keluar masuk penumpang pesawat tersebut, Alvin mengatakan bandara-bandara di Indonesia memfasilitasi orang-orang Indonesia sendiri untuk keluar negeri, tapi belum berhasil mengundang warga negara asing untuk masuk ke Indonesia.

Dari data statistik yang dinyatakan oleh Alvin, total penumpang pesawat di Bandara Kualanamu sejak Januari 2022 hingga saat ini adalah 26.750, dengan persentase WNI sebanyak 80,1, dan WNA sejumlah 19,9.

Untuk itu, menurut Alvin Lie, kerja sama yang dilakukan oleh Angkasa Pura dengan GMR Group adalah langkah tepat agar warga negara asing, khususnya India, tertarik masuk ke Indonesia.

Sebab GMR Group memiliki akses yang besar untuk bisa masuk ke India, negara yang memiliki populasi besar dan padat.

Direktur Angkasa Pura Aviasi, Ahmad Rivai mengatakan, PT Angkasa Pura Aviasi sebagai pengelola Bandara Kualanamu ingin dalam 25 tahun ke depan bisa melayani sebanyak 65 juta penumpang per tahun.

Baca juga: Incar 65 Juta Penumpang, Kualanamu Ingin Saingi Changi dan Kuala Lumpur Sebagai Bandara Penghubung

Target itu seiring dengan keinginan PT Angkasa Pura Aviasi menjadikan Bandara Kualanamu sebagai hub atau bandara penghubung di wilayah barat Indonesia untuk penerbangan Internasional ke berbagai wilayah di Nusantara.

"Sekarang kita masih melayani 5,9 juta sampai 6 juta penumpang per tahun," kata Rifai.

"Kami optimistis 25 tahun ke depan bisa punya 65 juta penumpang per tahun," imbuhnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat