Dilirik Pasar Eropa, Peluang Ekspor Industri Farmasi Tanah Air Semakin Menjanjikan - News
News, TANGERANG - Produk farmasi dalam negeri mulai dilirik pasar Eropa. Hal itu dibuktikan dengan adanya penandatanganan kerjasama ekspor produk farmasi tanah air dengan importir asal Belanda dan Polandia.
Kolaborasi tersebut diharapkan bisa mendongkrak ekspor di sektor farmasi dan membuka kesempatan bagi perusahaan farmasi lain di Indonesia untuk ekspansi di pasar Eropa.
Catatan Kementerian Perindustrian, nilai ekspor industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional mencapai 635 juta dolar AS pada 2020. Nilai tersebut naik 4,27 persen dari tahun 2019 sebesar 609 juta dolar AS.
Baca juga: Menteri Erick Dorong Kemandirian Industri Farmasi Nasional Lewat Produksi Vaksin BUMN
Secara tren, nilai ekspor industri farmasi mengalami tren yang fluktuatif. Nilai ekspor tertinggi terjadi pada pada 2016, sebesar 644 juta dolar AS, sedangkan ekspor farmasi yang terendah terjadi pada 2018 sebesar 603 juta dolar AS.
Melalui anak usaha, Ferron Par Pharmaceuticals, Dexa Group menandatangani kerja sama dengan perusahaan Allgen Pharmaceutical & Generic B.V asal Belanda dan Bioton S.A dari Polandia.
Penandatanganan kerja sama dengan Allgen Pharmaceutical & Generic B.V dilakukan pada ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2022 di ICE BSD, Tangerang, Rabu (19/10/2022).
"Ekspor ini menunjukkan produk farmasi asal Indonesia mampu bersaing dengan produk sejenis dari berbagai benua, termasuk Eropa sebagai tuan rumah," tutur Direktur Utama PT Ferron Par Pharmaceuticals, Benny Sutisna Suwarno usai penandatanganan kerja sama tersebut.
Baca juga: ITB Bakal Punya Lembaga Penelitian Farmasi Mutakhir
Dexa Group melakukan penetrasi pasar ke Belanda sejak tahun 2018 melalui produk Glucient SR. Sebelum masuk Belanda, produk tersebut sudah lebih dahulu diterima oleh pasar Inggris dan mendapatkan sambutan positif. Dexa Group kemudian melihat peluang dagang ke negara-negara Eropa lainnya.
“Kita berharap di Belanda, kita juga bisa berkembang, dimulai tahun depan sehingga bisa merambah ke negara-negara lain. Partner kita dari Allgen juga punya ambisi yang sama, juga ingin penetrasi ke negara-negara Eropa lain untuk produk kita ke Luxembourg, Belgia,” ujar Benny.
Kerja sama antara Ferron dan Allgen untuk memasarkan produk Glucient SR. Produk ini merupakan obat anti-diabetes dengan teknologi lepas lambat atau sustained-release.
Pada hari yang sama, PT Ferron Par Pharmaceuticals juga menandatangani kerja sama dengan perusahaan asal Polandia, Bioton S.A dalam acara Indonesia - Central & Eastern European (INACEE) Business Forum 2022. Bioton S.A merupakan perusahaan terkemuka untuk Bioteknologi yang terkait dengan pengobatan Diabetes Melitus tipe II.
Terkini Lainnya
nilai ekspor industri farmasi, produk obat kimia, dan obat tradisional mencapai 635 juta dolar AS pada 2020.
Soal Rencana Bea Masuk 200 Persen, Mendag Sebut Masih Dihitung, Bisa 50 Persen
BERITA REKOMENDASI
Euro 2024 Dilanda Isu Skandal Pengaturan Skor, Begini Kronologisnya
Ancaman Hizbullah Terhadap Siprus Bisa Membawa Perang ke Eropa
BERITA TERKINI
berita POPULER
Anggota Komisi VII Minta Pelarangan Truk Sumbu 3 saat Libur Hari Besar Keagamaan Ditinjau Ulang
Menilik Skema Perhitungan Iuran Tapera, Begini Ilustrasinya
Menkopolhukam Hadi Tjahjanto Ungkap Masa Kerja Satgas BLBI akan Diperpanjang
PLN Siapkan Dukungan Penuh untuk Akselerasi Ekosistem Kendaraan Listrik Indonesia
Aset Properti Eks BLBI Senilai Rp 2,77 Triliun Diserahkan ke Sembilan Kementerian/Lembaga