Bos Bank Mandiri Sebut Ada Ancaman Resesi, Kinerja Penyaluran Kredit Berpotensi Menurun - News
Laporan Wartawan News, Ismoyo
News, JAKARTA - Resesi ekonomi global kini menjadi ancaman serius dan dampaknya bakal dirasakan oleh pelaku bisnis di berbagai industri, tak terkecuali industri perbankan.
Ditambah lagi terdapat tren kenaikkan suku bunga yang berpotensi memicu krisis likuiditas.
Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi mengatakan, sederet dampak tersebut akan memengaruhi kinerja penyaluran kredit.
"Kami melihat beberapa tantangan perbankan ke depan seperti risiko spillover dampak memburuknya kinerja industri perbankan domestik yang mungkin akan memberi dampak terhadap eksposur pinjaman dan beberapa transaksi yang mungkin tidak setinggi tahun ini," ucap Darmawan dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (26/10/2022).
Baca juga: Dihantui Lonjakan Inflasi, IMF Sebut Eropa Berpotensi Mengalami Resesi Lebih Dalam
"Kita lihat juga ada potensi pengetatan likuiditas, sehingga kita melihat likuiditas pasar akan terpengaruh lebih menurun dan terdampak adanya kebijakan normalisasi moneter dan fiskal di industri keuangan secara domestik," sambungnya.
Meski demikian, Bank Mandiri optimis dapat melanjutkan kinerja yang baik di 2023.
Optimisme tersebut sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023, yang diprediksi masih bisa tumbuh dan bertahan.
Darmawan menyebutkan, hal tersebut tercermin dari surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar 39,87 miliar dolar AS pada September 2022, dan tingkat inflasi nasional tercatat cukup baik dibandingkan negara-negara lain.
Untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023, Bank Mandiri memproyeksikan di kisaran 5 persen.
Pertumbuhan ini ditopang membaiknya permintaan dan meningkatnya mobilitas publik seiring menurunnya kasus Covid-19.
"Bank Mandiri optimis ke depan dapat melanjutkan kinerja yang baik di tahun 2023," ucap Darmawan.
"Krena kami punya pendekatan untuk lebih menggarap ekosistem nasabah wholesale yang memang memiliki peluang value chain secara optimal," pungkasnya.
Terkini Lainnya
Resesi Ekonomi
Ada potensi pengetatan likuiditas, sehingga membuat likuiditas pasar akan terpengaruh lebih menurun.
Surati Sri Mulyani Soal 26.000 Kontainer Numpuk di Pelabuhan, Agus Gumiwang: Belum Ada Jawaban
Resesi Ekonomi
BERITA REKOMENDASI
BERITA TERKINI
berita POPULER
Sampaikan Permintaan Maaf, Indo Premier Sekuritas Tindaklanjuti Kelemahan Reksa Dana Saham
Serikat Pekerja: Banyak Buruh Terjerat Pinjol karena Kecanduan Judi Online
IHSG Pagi Ini Menguat Tipis, Rupiah Melemah di Posisi Rp 16.304 Per Dolar AS
Harga Emas Antam Hari Ini, 9 Juli 2024: Turun Rp 7.000, per Gram Dibanderol Rp 1.389.000
Buruh Dukung Penerapan Antidumping, Tiru AS dan Jepang