androidvodic.com

Bank Dunia Pangkas Prospek Pertumbuhan Ekonomi China Menjadi 2,7 Persen Pada Tahun Ini - News

Laporan Wartawan News, Mikael Dafit Adi Prasetyo

News, WASHINGTON – Bank Dunia telah memangkas prospek pertumbuhan ekonomi China, menyusul penyusutan ekonomi yang diakibatkan oleh pembatasan ketat Covid-19 selama hampir tiga tahun.

Dalam proyeksi terbarunya yang dirilis Selasa (20/12/2022), lembaga yang berbasis di Washington, DC tersebut memangkas pertumbuhan China untuk tahun ini menjadi 2,7 persen, turun dari 4,3 persen pada proyeksi yang dibuatnya pada Juni.

Sementara proyeksi pertumbuhan China untuk tahun depan dipangkas dari 8,1 persen menjadi 4,3 persen.

Baca juga: Morgan Stanley Prediksi Aktivitas Ekonomi China Akan Menggeliat pada Awal Maret 2023

“Aktivitas ekonomi di China terus mengikuti naik turunnya pandemi dan perlambatan pertumbuhan diikuti oleh pemulihan yang tidak merata,” kata Bank Dunia dalam sebuah pernyataan.

“Pertumbuhan PDB riil diproyeksikan mencapai 2,7 persen tahun ini, sebelum pulih menjadi 4,3 persen pada 2023, di tengah pembukaan kembali ekonomi,” imbuhnya.

Dikutip dari Aljazeera, China saat ini mulai melonggarkan kebijakan "nol-Covid" setelah menerapkan pembatasan ketat selama hampir tiga tahun yang mengganggu aktivitas perekonomiannya.

Direktur Bank Dunia untuk China, Mongolia, dan Korea, Mara Warwick mengatakan bahwa “adaptasi berkelanjutan” China atas kebijakan pandeminya akan sangat penting bagi pemulihan ekonomi dan kesehatan masyarakat negara tersebut.

“Upaya yang dipercepat dalam kesiapsiagaan kesehatan masyarakat, termasuk upaya untuk meningkatkan vaksinasi, terutama di antara kelompok berisiko tinggi, dapat memungkinkan pembukaan kembali yang lebih aman dan tidak terlalu mengganggu,” kata Warwick.

Di samping itu, Bank Dunia juga mengatakan bahwa ekonomi China juga menghadapi risiko terkait non-pandemi yang signifikan, seperti prospek global yang tidak pasti, perubahan iklim, dan "tekanan terus-menerus" di pasar real estat.

“Dukungan kebijakan ekonomi makro yang berkelanjutan akan diperlukan, karena pertumbuhan diperkirakan tetap di bawah potensi dan lingkungan global melemah,” kata Elitza Mileva, ekonom utama Bank Dunia untuk China.

“Mengarahkan sumber daya fiskal ke belanja sosial dan investasi hijau tidak hanya akan mendukung permintaan jangka pendek tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan dalam jangka menengah,” imbuhnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat