JPMorgan dan Standard Chartered Segera Buka Kantor Sekuritas di China - News
Laporan Wartawan News, Mikael Dafit Adi Prasetyo
News, SHANGHAI – JPMorgan telah mendapat persetujuan memperluas operasionalnya di China menyusul pencabutan pembatasan terkait Covid-19 di negara itu.
Dikutip dari Reuters, Komisi Regulasi Sekuritas China (CSRC) mengatakan bahwa unit manajemen aset JPMorgan akan diizinkan untuk mengambil kepemilikan penuh China International Fund Management Co. (CIFM).
Di perusahaan ini JPMorgan memegang kendali atas 49 persen saham.
Persetujuan tersebut diterima dua tahun setelah JPMorgan mengajukan permohonan untuk membeli CIFM pada 2020 lalu.
JPMorgan Asset Management (JPMAM) menyatakan, CIFM yang memiliki aset klien luar negeri sekitar 170 miliar yuan atau sekitar 25,10 miliar dolar AS, akan diintegrasikan ke dalam model operasi globalnya.
"Tujuan strategis kami adalah untuk secara signifikan menumbuhkan JPMAM China menjadi manajer aset asing terkemuka di China dan juga menjadi manajer aset China terkemuka bagi investor global," kata Dan Watkins, chief executive officer Asia Pasifik JPMAM.
Di saat bersamaan, perusahaan jasa keuangan asal Inggris yakni Standard Chartered juga mendapatkan persetujuan untuk mendirikan unit pialang sekuritas baru di China.
Baca juga: CEO JPMorgan Peringatkan Resesi Global Akan Tiba Pertengahan Tahun 2023
CSRC juga telah memberi lampu hijau kepada perusahaan manajemen aset asal Inggris, Schroders, untuk memperluas jejaknya di China dengan mendirikan unit reksa dana.
Terkini Lainnya
JPMorgan telah mendapat persetujuan memperluas operasionalnya di China menyusul pencabutan pembatasan terkait Covid-19 di negara itu.
Tantangan Koperasi dan UMKM Memasuki Revolusi Industri 5.0, Ini Komitmen PDIP
BERITA REKOMENDASI
BERITA TERKINI
berita POPULER
Pengusaha Mal Nilai Peraturan Pembatasan Impor RI Tak Mampu Tangani Masalah Sesungguhnya
Tingkatkan Produksi Migas Nasional, Kepala SKK Migas Inspeksi Langsung Proyek FPSO Marlin Natuna
Tren Pembobolan Data, Ini Jurus BNI Pastikan Keamanan Para Nasabah
Soal Rencana Bea Masuk 200 Persen, Mendag Sebut Masih Dihitung, Bisa 50 Persen
Mendag Sebut 7 Industri yang Jadi Perhatian Khusus