androidvodic.com

Wujudkan Netralitas Karbon pada 2060, Industri Dalam Negeri Diajak Susun Strategi Dekarbonisasi - News

News, JAKARTA - Pelaku usaha dalam negeri turut membantu pemerintah dalam mewujudkan visi Indonesia dalam mencapai netralitas karbon pada 2060.

Satu di antaranya, PT Jababeka Tbk (Jababeka) yang mendeklarasikan ambition statement bersama tiga tenant-nya dengan target karbon netral pada 2050.

Kawasan Industri Jababeka-Cikarang turut bergabung dalam jaringan World Economic Forum (WEF) sebagai The First Net Zero Industrial Cluster in South East Asia pada rangkaian KTT G20 - B20 Summit, November 2022.

Dalam mengimplementasikan Net Zero Cluster, Jababeka membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap di Water Treatment Plant (WTP) di Kawasan Industri Jababeka-Cikarang – untuk dipakai menyalurkan air bersih di industri dengan listrik dari energi bersih – pada 11 Januari lalu.

Baca juga: Pengamat Ekonomi Lingkungan: Green Industry Cluster Penting untuk Dorong Dekarbonisasi

Selain itu, peresmian tersebut juga diikuti dengan pembentukan Jababeka Net Zero (JNZ) Forum sebagai wadah sharing knowledge dalam mencari solusi penurunan emisi di sektor industri bagi perusahaan-perusahaan di Kawasan Industri Jababeka - Cikarang.

Jababeka kemudian berpartisipasi dan mengisi panel pada sesi Indonesia’s ASEAN BAC Chairmanship in 2023 dalam World Economic Forum Annual Event di Accenture Lounge, Davos- Swiss pada tanggal, 17 Januari 2023.

Dalam kesempatan ini, Agung Wicaksono selaku Managing Director Jababeka Infrastruktur menyampaikan kesiapan dan langkah-langkah penyusunan roadmap Kawasan Industri Jababeka - Cikarang dalam mewujudkan Jababeka Net Zero Industrial Cluster 2050.

“Jababeka Net Zero Cluster dibangun di atas kawasan industri yang berusia lebih dari 30 tahun dan merupakan legacy para pendiri kami, yaitu S.D Darmono dan (alm) Hadi Rahardja," kata Agung yang dikutip dari Kontan, Sabtu (21/1/2023).

Menurutnya, menjadi kawasan industri pertama di ASEAN yang berasal dari negara berkembang yang tergabung dalam jaringan WEF, Jababeka bersama para partner dan committed tenants secara kolektif akan menyuarakan kebutuhan para tenant terkait sustainable products dan services.

"Kemudian mengajak penggunaan energi baru dan terbarukan hingga potensi kolaborasi dengan para global signatory yang dapat berpengaruh secara signifikan dalam sektor industri di Jababeka,” jelas Agung.

Adapun panel diskusi tersebut turut berpartisipasi pihak Pertamina yang dihadiri oleh Direktur Utama Pertamina (Persero) Nicke Widyawati sebagai perusahaan terbesar di Indonesia dan satu-satunya yang masuk di dalam Fortune 500, sekaligus sebagai energy partner Jababeka untuk melakukan dekarbonisasi industri.

Jack Azagury sebagai Group Chief Executive dari Accenture Strategy & Consulting selaku tuan rumah mengatakan bahwa Jababeka adalah klaster ke-12 dalam inisiatif netzero industrial cluster, yang sejak itu bertambah hingga saat ini telah terdapat 17 klaster industri, dengan berbagai kemajuan telah dicapai dalam solar PV, co-firing biomass sebagai substitusi energi terbarukan, pengolahan sampah, infrastruktur kendaraan listrik, dan lain sebagainya.

Kemudian Anindya Bakrie, CEO Bakrie & Brothers sebagai perusahaan yang ikut terinspirasi bergabung sebagai netzero cluster ke-17, dengan pendirian konsorsium INBC untuk pengembangan industri battery untuk EV yang sustainable.

Panel diskusi dibuka oleh Shinta W. Kamdani sebagai Chair B20 Indonesia 2022 yang mewakili Ketua Umum KADIN dan Bernardino Vega selaku Ketua ASEAN Business Advisory Council (BAC) 2023, di mana Indonesia ditunjuk memegang ASEAN Chairmanship 2023.

Bertepatan juga dengan tahun 2023 ini Indonesia menjadi chair dari ASEAN, semoga komitmen sebagai kawasan industri pertama di ASEAN menuju net zero ini terus berlanjut.

Selanjutnya Agung menjelaskan bahwa langkah berikutnya yang dilakukan pihak Jababeka adalah menyusun roadmap dekarbonisasi Kawasan Industri Jababeka-Cikarang bersama para tenant dan Pertamina selaku energy partner.

“Kami mengajak para tenants bersama-sama menyusun baseline dan strategi untuk dekarbonisasi sesuai dengan kebutuhan proses bisnis dan kesesuaian dengan teknologi yang terus dikembangkan. Karena target mencapai Indonesia Net Zero di tahun 2060, hanya bisa dicapai dengan kawasan industri net zero lebih awal dari itu, karenanya kami menetapkan 2050 sebagai target,” paparnya. (Tendi Mahadi/Kontan)

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat