androidvodic.com

Mantan Dubes: Indonesia dan Rusia Saling Membutuhkan - News

Laporan wartawan News, Endrapta Pramudhiaz

News, JAKARTA - Mantan Duta Besar Indonesia untuk Rusia era 2016-2020, Mohamad Wahid Supriyadi, menyebut Indonesia dan Rusia adalah kedua negara yang saling membutuhkan.

Indonesia memang sedang dalam proses perundingan kerja sama persetujuan perdagangan bebas (free trade agreement/FTA) bersama Uni Ekonomi Eurasia (Eurasian Economic Union/EAEU), yang mana Rusia merupakan salah satu anggotanya.

Wahid mengatakan, Indonesia dan Rusia adalah dua negara yang saling melengkapi. Hal itu terlihat dari kemampuan kedua negara ini untuk saling memenuhi kebutuhan satu sama lain.

Baca juga: Pengadilan Kriminal Terbitkan Surat Penangkapan Presiden Rusia Putin, Ukraina Senang

"Mereka enggak ada larangan bermacam-macam seperti Uni Eropa. Mereka perlu produk furnitur. Kita perlu gandum. Mereka berlebih. Kita nomor dua pengonsumsi gandum terbesar di dunia. Makanya, menurut saya trade itu two ways traffic," katanya usai konferensi pers Indonesia-Russia Trade, Tourism and Investment Forum (IRTTIF), Jumat (17/3/2023).

Ia bercerita bagaimana perusahaan asal Banyuwangi, Jawa Timur, pernah mengeskspor speeboat ke Rusia dan digunakan oleh Kopassus setempat.

"Rusia pernah impor speedboat bikin PT Lundin di Banyuwangi. Itu speedboat untuk Kopassus sana. Spetsnaz. Kita ekspor produk teknologi tinggi," ujar Wahid.

Maka dari itu, melalui IRTIFF ini, Wahid yang juga Senior Adviser panitia penyelenggara IRTIFF, ingin memperkuat kontak bisnis antara pelaku usaha Indonesia dengan mitranya di Rusia.

Sebagai informasi, perundingan IEAEU-FTA telah diluncurkan secara resmi oleh Menteri Perdagangan RI dan Anggota Dewan Menteri Perdagangan EAEU pada 5 Desember 2022 lalu secara daring.

Saat ini kedua pihak masih menyusun draf kerangka acuan perundingan IEAEU-FTA.

Perundingan putaran pertama direncanakan dilaksanakan pada kuartal pertama 2023, yaitu di bulan Maret/April tahun ini dan ditargetkan dapat diselesaikan dalam waktu dua tahun.

Beberapa cakupan isu perundingan dalam IEAEU-FTA meliputi perdagangan barang, aturan asal barang (rules of origin), pengamanan perdagangan (trade remedies) prosedur kepabeanan fasilitasi perdagangan (customs procedure and trade facilitation), sanitasi dan fitosanitasi, hak kekayaan intelektual, hambatan teknis untuk perdagangan, persaingan usaha, serta perdagangan digital.

Pada pertemuan tersebut, kedua menteri juga membahas Indonesia-EEC Joint Working Group (JWG).

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyampaikan, Indonesia dan EEC memiliki Nota Kerja Sama untuk membentuk JWG sebagai forum diskusi tentang kerja sama teknis dalam rangka peningkatan perdagangan dan investasi.

“Indonesia menyambut baik berbagai inisiatif dalam rangka mengoptimalkan potensi hubungan ekonomi bilateral, sangat penting bagi kedua pihak untuk menyelesaikan perundingan secepatnya,” ujar Mendag Zulkifli Hasan, Jumat (27/3/2023).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat