androidvodic.com

Tahun Ini, Pertamina Geothermal Energy Anggarkan Belanja Modal Sebesar 250 Juta Dolar AS - News

Laporan Wartawan News, Seno Tri Sulistiyono

News, JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) pada tahun ini sebesar 250 juta dolar AS.

Direktur Keuangan PGEO Nelwin Aldriansyah menyatakan, belanja modal tahun ini naik 316,67 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 60 juta dolar AS.

“Penggunaan belanja modal pada 2023, di antaranya untuk pemeliharaan dan operasi wilayah kerja (WK) panas bumi yang sudah yang ada, pembangunan pembangkit listrik tambahan 55MW di WK Lumut Balai, dan pembangunan infrastruktur pendukung tambahan,” ujarnya dalam keterangannya, Selasa (21/3/2023).

Baca juga: Pertamina Geothermal Energy Mulai Bukukan Pendapatan dari Perdagangan Karbon

Menurutnya, WK Lumut Balai Unit 2, yang saat ini konstruksi pembangkitnya masih berjalan, diharapkan dapat beroperasi secara komersial pada 2024.

Ia menyebut, dalam mendukung peningkatan kapasitas terpasangnya yang dioperasikan sendiri sebesar 600 MW, dari 672MW pada 2022 menjadi 1.272MW pada 2027 akan dianggarkan investasi sebesar 1,6 miliar dolar AS dalam lima tahun ke depan.

“Kunci untuk mendukung pertumbuhan pendapatan perseroan adalah peningkatan dan pertumbuhan kapasitas terpasangnya. Untuk mendukung pertumbuhan kapasitas terpasang yang dioperasikan sendiri sebesar 600 MW itu, perseroan sudah merencanakan investasi baru, yang total nilainya 1,6 miliar dolar AS,” ungkapnya.

Selanjutnya, pada 2024, Pertamina Geothermal Energy menyiapkan investasi baru senilai total 350 juta dolar AS.

Baca juga: Ditutup di Level Harga IPO, Debut Perdana Perdagangan Saham Pertamina Geothermal Energy Antiklimaks

Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM mencatat realisasi kapasitas terpasang dari sumber energi baru terbarukan (EBT) hingga 2022 mencapai 12.557 Megawatt (MW), lebih dari target sebesar 12.529 MW.

Dari jumlah tersebut, 8.680 MW merupakan PLT EBT ongrid atau tersambung dengan jaringan listrik PLN, dan selebihnya atau 3.877 MW adalah PLT EBT offgrid.

Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menjelaskan secara rinci, kapasitas terpasang EBT di 2022 terdiri dari PLT Bayu 154,3 MW, PLTS (271,6 MW), PLT Bioenergi (3.086,6 MW), PLT Panas Bumi (2.355,4 MW), dan PLT Air (6.688,9 MW).

Sementara itu, pada 2023, lanjut Dadan, kapasitas pembangkit mencapai 12.925 MW, terdiri dari PLT Bayu 154,3 MW, PLT Surya (432,6 MW), PLT Bioenergi (3.144,8 MW), PLT Panas Bumi (2.368,4 MW), dan PLT Air (6.852,2 MW).

Dari total kapasitas terpasang energi panas bumi sebanyak 2.356 MW tersebut, PGE saat ini mengelola 13 wilayah kerja panas bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW.

Rinciannya, sebanyak 672 MW dikelola langsung dan 1.205 MW melalui operasi bersama (join operation contract).

Adapun, kapasitas PLTP 672 MW (own operation) itu dibangkitkan dari 6 area, yaitu Kamojang 235 MW (Jawa Barat), Lahendong 120 MW (Sulawesi Utara), Ulubelu 220 MW (Lampung), Sibayak 12 MW (Sumatera Utara), Karaha 30 MW (Jawa Barat), dan Lumut Balai 55 MW (Sumatera Selatan).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat